Contoh Makalah Psikologi Manajemen Komunikasi Organisasi
membahas organisasi berati membahas berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. olehkarena itu membuat makalah tentang Komunikasi Organisasi juga tak lepas dari pembahasan di atas.
berikut ini adalah contohnya
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian komunikasi organisasi yang lebih sederhana dikemukakan Arnold & Feldman (1986: 154) bahwa komunikasi organisasi adalah pertukaran informasi diantara orang-orang di dalam organisasi, dimana prosesnya secara umum meliputi tahapan-tahapan: attention, comprehension, acceptance as true, dan retention. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara orang-orang yang berada di dalam organisasi.Komunikasi terjadi dalam hubungan antara pengirim dengan penerima. Komunikasi dapat mengalir dalam satu arah dan berakhir di sana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan respon (yang secara formal dikenal dengan sebutan “umpan balik”) dari penerima. Pengirim (sumber pesan) merupakan pihak yang mengawali komunikasi. Dalam sebuah organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa orang lain.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dari komunikasi organisasi?
2.
Apaa saja aspek dari komunikasi organisasi?
3.
Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi?
4.
Apa saja tipe-tipe dari komunikasi organisasi?
5.
Bagaimana proses dari komunikasi?
6.
Apa saja hambatan yang mungkin muncul di dalam komunikasi organisasi?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari komunikasi organisasi
beserta aspek-aspek, faktor yang mempengaruhi, tipe-tipe, proses komunikasi dan
hambatan apa saja yang mungkin muncul di dalam komunikasi organisai.
1.4
Manfaat
Manfaat
dari makalah ini untuk mengetahui pengertian dari komunikasi organisasi beserta
aspek-aspek, faktor yang mempengaruhi, tipe-tipe, proses komunikasi dan
hambatan apa saja yang mungkin muncul di dalam komunikasi organisai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Organisasi
Pace & Faules, (2001: 31-33) menjelaskan bahwa komunikasi
organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana
mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa
yang terjadi.
Pengertian komunikasi organisasi yang lebih
sederhana dikemukakan Arnold & Feldman (1986: 154) bahwa komunikasi
organisasi adalah pertukaran informasi diantara orang-orang di dalam
organisasi, dimana prosesnya secara umum meliputi tahapan-tahapan: attention,
comprehension, acceptance as true, dan retention.
Wiryanto juga mengungkapakan bahwa Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi
itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa
pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya
bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi untuk
pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara
orang-orang yang berada di dalam organisasi.
2.2 Aspek-aspek Komunikasi Organisasi
Pace dan Faules (2002:553) mengatakan komunikasi organisasi meliputi
aspek-aspek, yaitu:
Pertama, Peristiwa komunikasi, berkaitan dengan seberapa jauh informasi
diciptakan, ditampilkan, dan disebarkan ke seluruh bagian dalam organisasi.
Dalam konteks komunikasi organisasi mengolah dan memproses informasi tersebut
menurut Pace dan Faules (2002:553) ada lima faktor penting yang harus
diperhatikan agar organisasi berjalan efektif. Ke lima faktor tersebut, yaitu
(1) kualitas media informasi, (2) aksesibilitas informasi, (3) penyebaran
informasi, (4) beban informasi, dan (5) ketepatan informasi.
1)
Kualitas media informasi
Kualitas media informasi berkaitan dengan penerbitan, petunjuk tertulis,
laporan, surat elektronik (e-mail), video conferencing, voice messaging,
faksimil, papan buletin komputer, dan media lainnya yang dipergunakan dalam
organisasi. Jika faktor-faktor tersebut dinilai menarik, tepat, efisien, dan
dapat dipercaya, lazimnya para pegawai cenderung menyatakan kebanggaannya dalam
bentuk kualitas output organisasi.
2)
Aksesibilitas informasi
Aksesibilitas
informasi berkaitan dengan seberapa jauh informasi tersedia bagi para anggota
organisasi dari berbagai sumber dalam organisasi. Sumber-sumber informasi dalam
organisasi yang dimaksud menurut Pace dan Faules (2002:556) seperti rekan
sekerja, bawahan, pimpinan langsung atau tidak langsung, selentingan
(grapevine) penyelia langsung, dan juga dari informasi tertulis. Katz dan Kahn
(dalam Mitchell dan Larson, 1987:296) menyebutkan ada lima jenis informasi yang
dapat diakses dari atasan oleh para bawahannya, yaitu: (a) Job Instruction.
Directives stating what should be done and/or how to do it. (b) Job rationale.
Information designed to produce an understanding of the task and its
relationship to other organizational task. (c) Procedures and practices.
Information about regulations, policies, and benefits. (d) Performance feed
back. Information about how well an individual, group, or organizational unit
is performing. (e) Indoctrinations of goals. Information of an ideological
nature design to inculcate a sense of mission.
3)
Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi
berkaitan dengan seberapa jauh informasi disebarkan keseluruh bagian dalam
organisasi dan bagaimana pula menerima informasi dari seluruh bagian
organisasi. Montana (da1am Purwanto, 2003:26) mengemukakan bagi organisasi yang
berskala kecil yang hanya memiliki beberapa pegawai, maka penyampaian informasi
dapat dilakukan secara langsung kepada para pegawainya, tetapi bagi organisasi
yang berskala besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan pegawai, maka
penyampaian informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit
yang pada pelaksanaannya akan membentuk suatu pola yang disebut pola komunikasi
(patterns of communications). Pola komunikasi ini dapat dibedakan ke dalam
saluran komunikasi formal (.formal communications channel) dan saluran
komunikasi non formal (informal communications channel). Dalam kaitannya dengan
proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan, maka pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari
bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
4)
Beban Informasi
Menurut Pace dan
Faules (2002:498) beban informasi berkaitan dengan seberapa jauh para anggota
organisasi merasa bahwa mereka menerima informasi lebih banyak atau kurang
daripada yang dapat mereka tangani atau yang mereka perlukan agar dapat
berfungsi secara efektif.
5)
Ketepatan Informasi
Menurut Pace dan
Faules (2002:498) ketepatan informasi berkaitan dengan seberapa jauh (berapa
bit) informasi yang diketahui anggota organisasi tentang suatu informasi
tertentu dibandingkan dengan jumlah bit informasi sesungguhnya di dalam suatu
informasi. Ketepatan informasi (information fidelity) dalam komunikasi
organisasi berkaitan dengan kecermatan. Artinya, sejauhmana para anggota
organisasi memahami jumlah informasi yang didistribusikan kepada mereka sesuai
dengan jumlah informasi yang sesungguhnya ada dalam pesan tertentu.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Lesikar
menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi
organisasi yaitu meliputi :
1. Saluran
komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan mungkin
dikendalikan oleh manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler, laporan,
rapat staf, dan lain-lain.
2. Struktur
wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan
siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain itu, isi dan
akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan wewenang.
3. Spesialisasi
pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok yang
berbeda-beda. Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki jagron, pandangan
mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama.
4. Kepemilikan
informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan pengetahuan
mengenai pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan bagi
individu-individu yang memilikinya.
2.4 Tipe-tipe Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk:
1.
Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke
bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara imbale balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a. Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja,
peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b. Menyampaikan
pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya,
dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.
Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang
pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut
merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke
atas digunakan untuk:
a. Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi
kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan
dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun
kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.
2. Komunikasi
horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya.
Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal.
Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang
mempunyai level yang sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka,
melalui media elektronik seperti telepon, atau melalui pesan tertulis.
3. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung
dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak
yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain.
Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level
berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
2.5 Proses Komunikasi
Komunikasi
terjadi dalam hubungan antara pengirim dengan penerima. Komunikasi dapat mengalir
dalam satu arah dan berakhir di sana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan
respon (yang secara formal dikenal dengan sebutan “umpan balik”) dari penerima.
Pengirim (sumber pesan) merupakan pihak yang mengawali komunikasi. Dalam sebuah
organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau
keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa
orang lain.
Penerima
adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Mungkin terjadi
jumlah penerima banyak, seperti kalau sebuah memo dikirimkan kepada seluruh
anggota organisasi, atau hanya satu orang, seperti kalau seseorang
mendiskusikan sesuatu secara rahasia kepada seorang rekan. Pesan harus
disesuaikan dengan latar belakang penerima. Manajer produksi seyogyanya
menghindari penggunaaan istilah yang sangat teknis dalam berkomunikasi dengan
seseorang di departemen pemasaran.
Dari
rangkaian pengertian tersebut, “bila pesan tidak sampai kepada penerima, maka
komunikasi belum terjadi”. Di sisi lain, kerap terjadi situasi dimana pesan
sudah sampai kepada penerima, tetapi penerima tidak mampu memahaminya. Tiga
faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi meliputi penyandian, pengartian
dan gangguan.
a. Penyandian
Penyandian
terjadi ketika pengirim menterjemahkan informasi untuk dikirimkan menjadi
serangkaian simbol. Penyandian itu diperlukan karena informasi hanya dapat
dikirimkan dari seseorang kepada orang lain lewat perwakilan atau simbol.
Karena
komunikasi merupakan obyek dari penyandian, pengirim berusaha menetapkan arti
“yang dapat dipahami bersama” dengan penerima dengan cara memilih simbol,
biasanya dalam bentuk kata atau gerakan tubuh, yang dipercaya oleh pengirim
mempunyai arti yang sama dengan penerimanya. Kerap dijumpai, kurangnya
kerjasama adalah merupakan salah satu penyebab umum dari salah pengertian atau
kegagalan dalam berkomunikasi.
b. Pengartian
Merupakan
proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterprestasikan pesan dan
menterjemahkannya ke dalam informasi yang mempunyai arti. Ini merupakan proses
dua langkah, yaitu (1) menerima pesan, dan kemudian (2) mengartikannya.
Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai
simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, harapan (orang cenderung mendengar apa
yang ingin mereka dengar), dan kesamaan arti dengan pengirimnya. Secara umum,
semakin banyak pengartian penerima yang sama dengan pesan yang dimaksud oleh
pengirim, semakin efektif komunikasi.
c.
Gangguan
Meliputi
segenap faktor yang mengganggu, membingungkan, atau mencampuri komunikasi.
Gangguan dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman.
Gangguan dapat terjadi karena faktor internal (misalnya penerima kurang
mengindahkan) ataupun faktor eksternal (misalnya pesan terganggu oleh suara
lain dari lingkungan. Gangguan dapat terjadi pada tahap manapun dari proses
komunikasi, terutama pada tahap penyandian dan pengartian.
Memperbaiki
Proses Komunikasi
Efektifitas
komunikasi dapat dideteksi melalui “sampai seberapa jauh pihak-pihak yang
terlibat menangani empat aspek komunikasi” yang meliputi : perbedaan persepsi,
emosi, ketidakkonsistenan antara komunikasi verbal dan non-verbal, dan
kepercayaan (maupun ketidakpercayaan) awal antara pihak yang terlibat.
a.
Perbedaan Persepsi
Merupakan
salah satu hambatan komunikasi yang lazim dijumpai. Orang yang mempunyai latar
belakang pengetahuan dan pengalaman berbeda kerap menerima fenomena sama dari
prespektif yang berbeda. Perbedaan bahasa sering berkaitan dengan perbedaan
dalam persepsi individu. Agar suatu pesan dapat dikomunikasikan secara tepat,
kata-kata yang dipergunakan harus mempunyai arti yang sama bagi pengirim maupun
penerima. Untuk mengatasi hal tersebut, pesan harus dijelaskan sehingga dapat
dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda.
b.
Emosi
Reaksi
emosional (seperti marah, cinta, mempertahankan opini, cemburu, takut, malu,
dan lain-lain) akan berpengaruh terhadap cara orang memahami pesan dari orang
lain dan cara orang lain memahami pesan orang tersebut. Pendekatan terbaik untuk
berhubungan dengan emosi adalah menerimanya sebagai bagian dari proses
komunikasi dan mencoba memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah.
c.
Ketidakkonsistenan
Banyak
kalangan yang berpendapat bahwa bahasa lisan dan tertulis merupakan medium
utama komunikasi. Pada kenyataannya, pesan yang dikirimkan maupun diterima
kerap dipengaruhi oleh faktor non-verbal seperti gerakan tubuh, pakaian, jarak
fisik pelaku komunikasi, postur tubuh, gerakan anggota badan, ekspresi wajah,
gerakan mata, sentuhan badan, dan lain-lain. Kunci untuk mengatasinya adalah
dengan mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan pesan palsu. Untuk
itu pesan verbal haruslah selalu selaras dengan aspek non-verbalnya.
d.
Ke(tidak)percayaan awal
Tingkat
kepercayaan penerima pesan pada umumnya merupakan fungsi kredibilitas dari
pengirim dalam benak penerima pesan tersebut. Kredibilitas pengirim pesan
sangat dipengaruhi oleh lingkungan dalam konteks yang bersangkutan mengirimkan
pesan. Disinilah sejarah hubungan kerja mempunyai hubungan komunikasi. Kredibilitas
merupakan hasil dari proses jangka panjang yang mana kejujuran seseorang, niat
baik dan keadilan dikenal dan dipahami oleh orang lain. Hubungan yang baik
dalam bekomunikasi hanya dapat dikembangkan melalui tindakan yang konsisten.
2.6 Hambatan yang
Mungkin Muncul dalam Komunikasi Organisasi
Dalam proses
organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi
hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah
hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan
organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan
tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua
hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah
macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :
1. Hambatan dari Proses
Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan
disampaikan.
2. Hambatan Fisik yaitu
hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb
3. Hambatan Semantik
yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan
istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
4. Hambatan Psikologis
yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim
pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami
perubahan
5. Hambatan Manusiawi
yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu
dalam menyikapi informasi atau pesan
6. Hambatan
Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi
yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan
mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang
berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
7. Hambatan-hambatan
Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah
organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar
pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam
organisasi
Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam aktivitas
lainnya.Tetapi hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya penghambat dalam
organisasi. Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas berikut ini
diurakian cara mengatasi hambatan komunikasi :
1. Memerikan umpan balik
atau Feed Back yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyampaikan
informasi dan gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah
2. Mengenai si penerima
berita yaitu mengenali latar belakang , pendidikan serta kondisi penerima pesan
agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti
oleh si penerima pesan.
3. Susunlah secara
terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus disampaikan dan kepada siapa
informasi tersebut akan disampaikan.
Klasifikasi Komunikasi
dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat
beberapa klasifikasi komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut :
Komunikasi dilihat
dari segi sifatnya
1.
Komunikasi Lisan yaitu menyampaikan informasi dan tanggapan secara langsung
dengan berbicara
2. Komunikasi Tertulis
yaitu menyampaikan informasi dan tanggapan secara tertulis dengan menuliskan
sebuah surat baik kepada penerima maupun pengirim pesan
Komunikasi dilihat
dari segi arahnya
1. Komunikasi ke atas
yaitu komunikasi yang dilakukan dari bawahan ke atasan dalam sebuah organisasi
2. Komunikasi ke bawah
yaitu komunikasi yang dilakukan dari atasan ke bawahan dalam sebuah organisasi
3. Komunikasi setingkat
yaitu komunikasi yang dilalakukan setara atau sesama anggota organisasi
4. Komunikasi searah
yaitu komunikasi yang hanya dilakukan satu arah saja tanpa danya feed bak atau
timbal balik, biasanya komunikasi ini bersifat perintah
5. Komunikasi dua arah
yaitu komunikasi yang dilakukan 2 arah dan mengakibatkan adanya feed back atau
tumbal balik
Komunikasi menurut
keresmiannya
1. Komunikasi Formal
yaitu komunikasi yang dilakukan secara resmi, contohnya adalah pada saat rapat
2. Komunikasi Informal
yaitu komunikasi yang dilakukan antar teman dan besifat biasa saja
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi organisasi adalah suatu perilaku yang dilakukan di dalam organisasi
untuk pertukaran informasi seperti pengiriman dan penerimaan pesan di antara
orang-orang yang berada di dalam organisasi. Terdapat beberapa aspek-aspek dari
Pace dan Faules (2002:553) mengatakan komunikasi organisasi meliputi
aspek-aspek, yaitu: Pertama, Peristiwa komunikasi, berkaitan dengan seberapa
jauh informasi diciptakan, ditampilkan, dan disebarkan ke seluruh bagian dalam
organisasi. Dalam konteks komunikasi organisasi mengolah dan memproses
informasi tersebut menurut Pace dan Faules (2002:553) ada lima faktor penting
yang harus diperhatikan agar organisasi berjalan efektif. Ke lima faktor
tersebut, yaitu (1) kualitas media informasi, (2) aksesibilitas informasi, (3)
penyebaran informasi, (4) beban informasi, dan (5) ketepatan informasi. Komunikasi
organisasi mempunyai faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah Saluran
komunikasi formal, struktur wewenang, spesialisasi pekerjaan, kepemilikan
informasi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://syukronsmanela.blogspot.co.id/2014/09/pengertian-komunikasi-organisasi-dan.html
http://amarsuteja.blogspot.co.id/2012/12/komunikasi-organisasi.html
http://amildanadiyyas1.blogspot.co.id/
https://3rest.wordpress.com/2012/01/02/hambatan-dan-klasifikasi-komunikasi-dalam-organisasi/
http://desima29.blogspot.co.id/2016/01/makalah-komunikasi-organisasi.html
Post a Comment for "Contoh Makalah Psikologi Manajemen Komunikasi Organisasi"