Contoh makalah paskibraka
yo sobat pelajar yang rajin belajar, kali ini tugas makalah kelas akan share contoh makalah tentang paskibra, menurut mbah wikipedia paskibraka adalah adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Merdeka). Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.
Selama waktu seleksi sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan "CAPASKA" atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan 17 Agustus, anggota dinamakan "PASKIBRAKA", dan setelah 17 Agustus, dinamakan "PURNA PASKIBRAKA".
Selama waktu seleksi sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan "CAPASKA" atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan 17 Agustus, anggota dinamakan "PASKIBRAKA", dan setelah 17 Agustus, dinamakan "PURNA PASKIBRAKA".
nah berikut ini adalah contoh makalah tentang sejarah paskibraka di Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Paskibraka adalah
singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya
mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi
kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor
Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Merdeka).
Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian
anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran
pada 17 Agustus.
Selama waktu seleksi
sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan
"CAPASKA" atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan 17 Agustus,
anggota dinamakan "PASKIBRAKA", dan setelah 17 Agustus, dinamakan
"PURNA PASKIBRAKA".
B. Rumusan
Masalah
Bagaimana
sejarah dan tujuan PASKIBRA
C. Tujuan
Untuk
mengetahui pengertian, sejarah dan tujuan Paskibra
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH
PASKIBRA
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat
ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi
Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya,
Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di
halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar
terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan
oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi
penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana,
maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri)
yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.
Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949,
pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun
1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran
bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah
Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar
bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat
itu, Soeharto, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan
ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan
lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah
anggotanya, yaitu:
Pasukan
17 / pengiring (pemandu),
Pasukan
8 / pembawa bendera (inti),
Pasukan
45/pengawal.
Jumlah tersebut merupakan
simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada
waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra
daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan
tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal)
akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat
dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD,
PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal
Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan
Istana Kepresidenan Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus
1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi.
Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus
ditambah oleh eks-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969,
di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka
Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang
terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada
peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969
di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan
menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota
pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia
yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi
diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Istilah yang digunakan dari
tahun 1967 sampai tahun 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka. Baru pada
tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka
dengan sebutan Paskibraka. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar
mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai
saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.
B. LAMBANG PURNA PASKIBRAKA
Seorang
Paskibraka sedang bertugas.
Dalam
organisasi Paskibraka, ada dua lambang, yaitu lambang Paskibraka/Paskibra yaitu
bergambarkan dua pemuda/pemudi paskibraka menengok kekanan dengan seragam PDU
adalah lambang aktif anggota paskibra/paskibraka yang sedang bertugas, dan ada
lambang kedua yaitu lambang Purna Paskibraka Indonesia yang berlambangkan daun
dan bunga teratai. Penjelasan lambangnya sebagai berikut:
·
tiga
helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibraka harus belajar, bekerja, dan
berbakti
·
tiga
helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang pakibra harus aktif,
disiplin, dan bergembira
Artinya
adalah bahwa setiap anggota paskibraka memiliki jiwa yang sangat mulia. dan
mengapa Lambang Anggota Paskibraka dilambangkan dengan Bunga Teratai. Karena
Bunga Teratai tumbuh di lumpur dan berkembang diatas air yang bermakna bahwa
anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari (Orang Biasa)
tanah air yang sedang bermekar/berkembang dan membangun.
C. MAKNA
PURNA PASKIBRAKA INDONESIA (PPI), PASKIBRA, PASKIBRAKA DAN PURNA PASKIBRAKA
Purna
Paskibraka Indonesia, atau disingkat PPI, merupakan organisasi yang
beranggotakan mereka yang pernah bertugas sebagai anggota Paskibraka pada
peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi atau nasional.
Paskibra
merupakan pasukan pengibar bendera yang tidak bertugas sebagai pengibar bendera
pusaka di tingkat kota, provinsi, dan nasional, namun hanya bertugas di
sekolah. Paskibra merupakan anggota yang mengikuti ekstra kurikuler Paskibra di
sekolah tetapi tidak diutus untuk menjadi Paskibraka, anggota Paskibra yang
telah mengikuti seleksi Paskibraka tetapi tidak lolos, dan/atau anggota yang
mengikuti perlombaan baris-berbaris paskibra yang tidak diutus menjadi
Paskibraka.
Paskibraka
merupakan pasukan pengibar bendera pusaka yang di mana anggotanya melakukan
tugas pengibaran dan/atau penurunan bendera duplikat pusaka merah putih di
tingkat kota, provinsi, dan nasional.
Purna
Paskibraka adalah sebutan bagi anggota Paskibraka yang telah mengikuti
pelatihan Pandu Ibu-Indonesia Berpancasila dan selesai menjalankan tugas
pengibaran bendera pusaka.
D. LATIHAN
DAN PERSIAPAN PASKIBRAKA SEBELUM 17 AGUSTUS (HUT-RI)
Paskibraka
diawali dengan seleksi dari tingkat Kota/Kabupaten pada bulan Maret dan April.
Yang berhasil lolos akan dikirim ke seleksi tingkat Provinsi pada bulan Mei.
Dari seleksi tingkat provinsi akan dikirim dua pasang putra dan putri ke
seleksi tingkat nasional pada bulan Juni. Seleksi tingkat nasional akan
menetapkan satu pasangan putra dan putri terbaik dari setiap provinsi untuk
mewakili provinsi yang bersangkutan menjadi Anggota Paskibraka Nasional yang
bertugas mengibarkan bendera di Istana Merdeka.
Anggota
Paskibraka tingkat Nasional biasanya memasuki asrama Pelatihan pada minggu terakhir
bulan Juli. Selama tiga minggu mereka akan menjalani latihan baris berbaris dan
formasi pengibaran bendera di Pusat Pelatihan Paskibraka Cibubur. Setelah
melaksanakan gladi kotor dan gladi bersih pada tanggal 14 dan 15 Agustus,
mereka akan mengikuti upacara Pangukuhan pada tanggal 16 Agustus. Keesokan
harinya, tanggal 17 Agustus, anggota Paskibraka melaksanakan tugas utama
pengibaran bendera pusaka pada pagi hari dan penurunan bendera pada sore hari.
Selain mengikuti
latihan fisik baris berbaris, anggota Paskibraka juga mengikuti latihan mental
spiritual dan kepemimpinan yang disebut Latihan Pandu Ibu-Indonesia
Berpancasila. Latihan ini bermaksud mempersiapkan anggota Paskibraka menjadi
putra-putri Indonesia terbaik yang akan menjadi generasi penerus dan
calon-calon pemimpin pada masa depan. Pelatihan ganda seperti itu sudah
ditradisikan sejak tahun 1968, namun untuk lebih menyeragamkan pelatihan
tersebut ke tingkat provinsi dan kabupaten/kota, pemerintah telah mengeluarkan
pedoman berupa Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga (Permenpora) No. 065 Tahun
2015.
E. PEMBENTUKAN
FORMASI PASUKAN
Formasi Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka. Paling depan adalah pasukan 17, dibelakangnya adalah
pasukan 8, dan paling belakang adalah pasukan 45 beranggotakan TNI/POLRI
Pada dasarnya
Paskibraka terdiri dari 3 tingkatan, yaitu tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi,
dan Nasional. Untuk tingkat Kota/Kabupaten yaitu melaksanakan tugas di Kota
asal Paskibraka tersebut dengan inspektur upacara yaitu Wali Kota/setara.
Pembentukan Tingkat Provinsi yaitu diseleksi dari kota-kota pada provinsi
tersebut dan akan diutus ke ibukota provinsi dari kota-kota di provinsi daerah
asal, Paskibraka pada tingkat ini melaksanakan tugas di ibukota Provinsi dengan
inspektur upacara yaitu Gubernur/setara. Dan yang akhir yaitu tingkat Nasional
yaitu Paskibraka yang diseleksi dari seluruh provinsi di Indonesia yang
tiap-tiap provinsi akan mengutus satu putra dan satu putri terbaik dan tingkat
ini melaksanakan tugas di Istana Merdeka Jakarta, dengan inspektur upacara
yaitu Presiden Republik Indonesia. Paskibraka dibagi menjadi dua tim tugas
yaitu pasukan yang melakukan tugas pagi sebagai pengibar bendera dan tugas sore
sebagai pasukan penurunan bendera.
Formasi khusus Paskibraka yaitu:
Kelompok 17 berposisi di paling depan sebagai
pemandu/pengiring dengan dipimpin oleh suatu Komandan Kelompok (Danpok).
Kelompok 17 Ini seluruhnya merupakan anggota Paskibraka.
Kelompok 8 berposisi di belakang kelompok 17 sebagai
pasukan inti dan pembawa bendera. Di kelompok ini terdapat 4 anggota TNI atau
POLRI sebagai pengawal dan 2 putri Paskibraka sebagai pembawa bendera (sekarang
hanya satu pembawa bendera), 3 putra Paskibraka pengibar/penurun bendera, dan 3
putri Paskibraka di saf belakang sebagai pelengkap/pagar.
Pasukan 45 berposisi di belakang kelompok 8 sebagai
pasukan pengawal/pengaman dan merupakan anggota dari TNI atau POLRI dengan
senjata lengkap. Untuk tingkat nasional (di istana negara), pasukan 45 terdiri
dari anggota paspampres.
Pasukan yang melakukan pengibaran/penurunan bendera
dipimpin oleh Komandan Pasukan (Danpas) yang posisinya di sebelah kanan
Komandan Kelompok (Danpok) 17. Danpas merupakan perwira TNI atau POLRI minimal
berpangkat letnan atau inspektur hingga kapten atau ajun komisaris polisi
(AKP).
F. MAKNA
MERAH PUTIH
Prosesi Pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh
Paskibraka saat HUT RI 17 Agustus
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat
disebut Bendera Negara, adalah Sang Saka Merah Putih (bendera asli jahitan
tangan ibu Fatmawati), Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang disebut Sang
Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran
sama.
Makna
merah putih
Warna
merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan
Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13.[1] Akan tetapi ada
pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar
asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak
Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit).
Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang
Austronesia — dari Tahiti, Indonesia, sampai Madagaskar. Merah dan putih
kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan.[2]
Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat
ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara
Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat
menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah
dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan
Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik
pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau
kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah
alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi),
atau dari kulit buah manggis.
Sebenarnya tidak
hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang
kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah
putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun
memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar
warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini
adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso
gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[3] Ketika terjadi perang
di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa
umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan
gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al
Quran.[4] Di zaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka,
bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan
Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.[5] Panji kerajaan Badung
yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji
mereka berwarna merah, putih, dan hitam[6] yang mungkin juga berasal dari warna
Majapahit.
Pada waktu
perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna
merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang
dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20
sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan
untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan
kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan
sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika
kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makalah ini
dibuat untuk membangkitkan rasa bela negara siswa/siswi SMA melalui paskibraka
dimana paskibraka adalah kegiatan yang sangat positif, yang mendidik mental,
kepribadian, membangkitkan rasa percaya diri, dan mejadikan siswa/siswi SMA siwa
dan siswi yang displin, memiliki solidaritas yang kuat sesama siswa/siswi.
B. PESAN
Buatlah masa
mudamu menjadi masa yang berguna bagi dirimu dan sekolahmu sehingga di masa
tuamu nanti engkau dapat berbangga diri dan namamu dapat di kenang oleh sekolah
ini sebagai orang yang berguna bukan orang menjadi sampah masyarakat yang tidak
berguna
DAFTAR PUSTAKA
https://risalridwan.blogspot.co.id/2017/02/makalah-paskibra.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Paskibraka
Ke Bakkara: Ziarah Sisingamangaraja.Kompas, Minggu, 14 Agustus 2005.http://www.kompas.com/kompas-cetak/0508/14/perjalanan/1940067.htm
Post a Comment for "Contoh makalah paskibraka"