Contoh Makalah Tambang Batubara dan manfaatnya
Batubara menurut wikipedia adalah salah satu bahan bakar fosil.
Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk
dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk
melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Berikut ini adalah salah satu Contoh Makalah Tambang Batubara dan manfaatnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia.
Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan
Selatan. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena
semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan.
Namun
pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang
pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang
dihasilkan. Walaupun sekarang tidak terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi
dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem.
Perlunya
usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang
yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap
keseimbangan alam akan terjaga.
Selain
untuk menjaga kesiembangan ekosistem, ada baiknya pula kita mengetahui
bagaimana cara terbentuknya batu bara tersebut. Karena dengan banyaknya tambang
yang ada, maka mungking saja nanti ekosistem yang ada akan beubah dan bahkan
bias tercemari oleh penggunaan batubara ini.
1.2
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
arti batubara secara umum,
2. Mengetahui
dampak pengelolaan tambang batubara, dan
3. Mengetahui
solusi untuk mengatasinya.
1.3
Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud dengan batubara?
2.
Apa dampak penambangan batubara terhadap lingkungan?
3.
Apa saja usaha-usaha yang dapat mengurangi dampak pertambangan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Batubara Secara Umum
2.1.1 Umur Batubara
Pembentukan
batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang
lalu, adalah masa pembentukan batu bara yang paling produktif dimana hampir
seluruh deposit batu bara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian
utara terbentuk.Pada Zaman Permian, kira-kira 270 juta tahun yang lalu, juga
terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan bumi bagian
selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 -
13 juta tahun yang lalu) di berbagai belahan bumi lain.
2.1.2 Materi Pembentukan Batubara
Hampir seluruh pembentuk batu bara
berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya
menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
• Alga,
dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit
endapan batu bara dari perioda ini.
• Silofita,
dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit
endapan batu bara dari perioda ini.
• Pteridofita,
umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur
Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang
biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
• Gimnospermae,
kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar
getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia,
India dan Afrika.
• Angiospermae,
dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi
biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding
gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
2.1.3 Penambangan Batubara
Penambangan batu bara adalah penambangan
batu bara dari bumi. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar. Batu bara juga
dapat digunakan untuk membuat coke untuk pembuatan baja. Tambang batu bara
tertua terletak di Tower Colliery di Inggris. Dilihat dari cara menambang,
penambangan batubara dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:
· Penambangan
Terbuka
Penambangan jenis ini
dilakukan dengan cara menambang batubara tanpa melakukan penggalian berat
karena letak batubara yang dekat dengan permukaan bumi.
· Penambangan
Dalam
Jenis penambangan ini
dilakukan dengan teknik khusus dimana nantinya perlu dibuat terowongan tegak
hingga mencapai lapisan batubara. Ketika telah mencapa lapisan tersebut,
selanjutnya diperlukan lagi terowongan mendatar untuk mendapatkan batubara
tersebut.
· Penambangan
jauh
Penambangan ini
dilakukan ketika area batubara berada di bawah bukit dimana dibuat terowongan
miring hingga mencapai lapisan batubara.
· Penambangan
di Atas Permukaan
Jenis kegiatan menambang batubara
ini dilakukan jika batu bara ang hendak dicari berada di dalam peut bukit atau
gunung akan tetapi letaknya di atas permukaan tanah yang datar, sehingga untuk
menambangnya diperlukan terowongan datar.
2.1.4 Kelas dan Jenis Batubara
Selain cara penambangan dan juga bentuk
secara umu, sekarang akan kita lihat klasifikasi dan jenis batubara.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang di control oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara secara umum dibagi menjadi 5 kelas yaitu:
• Antrasit
adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang
dari 8%.
• Bituminus
mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya.
Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
• Sub-bituminus
mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber
panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
• Lignit
atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air
35-75% dari beratnya.
• Gambut,
berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling
rendah.
2.1.5 Pembentukan Batubara
Proses
perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan
istilah pembatubaraan (coalification).
Secara ringakas proses ini dibagi menjadi dua tahap proses yang terjadi, antara
lain:
• Tahap
Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga
lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah
kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses
pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
• Tahap
Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus
dan akhirnya antrasit.
2.2 Batubara Di Indonesia
Di Indonesia, endapan batu bara yang
bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat
Paparan Sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Kalimantan), pada umumnya endapan batu
bara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batu bara berumur Eosen atau
sekitar Tersier Bawah, kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau
sekitar Tersier Atas, kira-kira 20 juta tahun yang lalu menurut Skala waktu
geologi.
Batu bara ini terbentuk dari endapan
gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa yang mirip dengan kondisi kini.
Beberapa diantaranya tegolong kubah gambut yang terbentuk di atas muka air
tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata lain, kubah gambut
ini terbentuk pada kondisi dimana mineral-mineral anorganik yang terbawa air
dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar abu
dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada
batu bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis,
berkadar abu dan sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada
lingkungan lakustrin, dataran pantai atau delta, mirip dengan daerah
pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah timur Sumatera dan sebagian
besar Kalimantan.
2.2.1 Endapan Batu Bara Eosen
Endapan ini terbentuk pada tatanan
tektonik ekstensional yang dimulai sekitar Tersier Bawah atau Paleogen pada
cekungan-cekungan sedimen di Sumatera dan Kalimantan.
Ekstensi berumur Eosen ini terjadi
sepanjang tepian Paparan Sunda, dari sebelah barat Sulawesi, Kalimantan bagian
timur, Laut Jawa hingga Sumatera. Dari batuan sedimen yang pernah ditemukan
dapat diketahui bahwa pengendapan berlangsung mulai terjadi pada Eosen Tengah.
Pemekaran Tersier Bawah yang terjadi pada Paparan Sunda ini ditafsirkan berada
pada tatanan busur dalam, yang disebabkan terutama oleh gerak penunjaman
Lempeng Indo-Australia.[3] Lingkungan pengendapan mula-mula pada saat Paleogen
itu non-marin, terutama fluviatil, kipas aluvial dan endapan danau yang
dangkal.
Di Kalimantan bagian tenggara,
pengendapan batu bara terjadi sekitar Eosen Tengah - Atas namun di Sumatera
umurnya lebih muda, yakni Eosen Atas hingga Oligosen Bawah. Di Sumatera bagian
tengah, endapan fluvial yang terjadi pada fase awal kemudian ditutupi oleh
endapan danau (non-marin).[3] Berbeda dengan yang terjadi di Kalimantan bagian
tenggara dimana endapan fluvial kemudian ditutupi oleh lapisan batu bara yang
terjadi pada dataran pantai yang kemudian ditutupi di atasnya secara
transgresif oleh sedimen marin berumur Eosen Atas.[4]
Endapan batu bara Eosen yang telah umum
dikenal terjadi pada cekungan berikut: Pasir dan Asam-asam (Kalimantan Selatan
dan Timur), Barito (Kalimantan Selatan), Kutai Atas (Kalimantan Tengah dan
Timur), Melawi dan Ketungau (Kalimantan Barat), Tarakan (Kalimantan Timur),
Ombilin (Sumatera Barat) dan Sumatera Tengah (Riau).
2.2.2 Endapan Batubara Miosen
Pada Miosen Awal, pemekaran regional
Tersier Bawah - Tengah pada Paparan Sunda telah berakhir. Pada Kala Oligosen
hingga Awal Miosen ini terjadi transgresi marin pada kawasan yang luas dimana
terendapkan sedimen marin klastik yang tebal dan perselingan sekuen
batugamping. Pengangkatan dan kompresi adalah kenampakan yang umum pada tektonik
Neogen di Kalimantan maupun Sumatera. Endapan batu bara Miosen yang ekonomis
terutama terdapat di Cekungan Kutai bagian bawah (Kalimantan Timur), Cekungan
Barito (Kalimantan Selatan) dan Cekungan Sumatera bagian selatan. Batu bara
Miosen juga secara ekonomis ditambang di Cekungan Bengkulu.
Batu bara ini umumnya terdeposisi pada
lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai yang mirip dengan daerah
pembentukan gambut saat ini di Sumatera bagian timur. Ciri utama lainnya adalah
kadar abu dan belerang yang rendah. Namun kebanyakan sumberdaya batu bara
Miosen ini tergolong sub-bituminus atau lignit sehingga kurang ekonomis kecuali
jika sangat tebal (PT Adaro) atau lokasi geografisnya menguntungkan. Namun batu
bara Miosen di beberapa lokasi juga tergolong kelas yang tinggi seperti pada
Cebakan Pinang dan Prima (PT KPC), endapan batu bara di sekitar hilir Sungai
Mahakam, Kalimantan Timur dan beberapa lokasi di dekat Tanjungenim, Cekungan
Sumatera bagian selatan.
2.3 Gasifikasi Batubara
Coal gasification adalah sebuah proses
untuk mengubah batu bara padat menjadi gas batu bara yang mudah terbakar
(combustible gases), setelah proses pemurnian gas-gas ini karbon monoksida
(CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan nitrogen (N2) –
dapat digunakan sebagai bahan bakar. hanya menggunakan udara dan uap air
sebagai reacting-gas kemudian menghasilkan water gas atau coal gas, gasifikasi
secara nyata mempunyai tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah terendah.
Tetapi, batu bara bukanlah bahan bakar
yang sempurna. Terikat di dalamnya adalah sulfur dan nitrogen, bila batu bara
ini terbakar kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila mengapung di
udara zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh kabut) dan
tetesan yang jatuh ke tanah seburuk bentuk asam sulfurik dan nitrit, disebut
sebagai "hujan asam" “acid rain”. Disini juga ada noda mineral kecil,
termasuk kotoran yang umum tercampur dengan batu bara, partikel kecil ini tidak
terbakar dan membuat debu yang tertinggal di coal combustor, beberapa partikel
kecil ini juga tertangkap di putaran combustion gases bersama dengan uap air,
dari asap yang keluar dari cerobong beberapa partikel kecil ini adalah sangat
kecil setara dengan rambut manusia.
2.4 Pembersihan Batu Bara
Batubara ini dibersihan untuk mengurai
bahan2 yang mnempel pada batu bara yang membuat batu bara tersebut menjadi
kurang baik dipakai sebagai bahan bakar. Dengan pembersihan ini, juga bertujuan
agar dampak yang ditimbulkan dari pemakaian batubara sebagai bahan bakar menjadi
lebih terkendali. Bahan-bahan yang hendak dibersihkan dari batubara antara
lain:
2.4.1 Sulfur
sulfur adalah zat kimia kekuningan yang
ada sedikit di batu bara, pada beberapa batu bara yang ditemukan di Ohio, Pennsylvania,
West Virginia dan Eastern States lainnya, sulfur terdiri dari 3 sampai 10 %
dari berat batu bara, beberapa batu bara yang ditemukan di Wyoming, Montana dan
negara-negara bagian sebelah barat lainnya sulfur hanya sekitar 1/100ths (lebih
kecil dari 1%) dari berat batu bara. Penting bahwa sebagian besar sulfur ini
dibuang sbelum mencapai cerobong asap.
Satu cara untuk membersihkan batu bara
adalah dengan cara mudah memecah batu bara ke bongkahan yang lebih kecil dan
mencucinya. Beberapa sulfur yang ada sebagai bintik kecil di batu bara disebut
sebagai "pyritic sulfur " karena ini dikombinasikan dengan besi
menjadi bentuk iron pyrite, selain itu dikenal sebagai "fool's gold” dapat
dipisahkan dari batu bara. Secara khusus pada proses satu kali, bongkahan batu
bara dimasukkan ke dalam tangki besar yang terisi air , batu bara mengambang ke
permukaan ketika kotoran sulfur tenggelam. Fasilitas pencucian ini dinamakan
"coal preparation plants" yang membersihkan batu bara dari
pengotor-pengotornya.
Tidak semua sulfur bisa dibersihkan
dengan cara ini, bagaimanapun sulfur pada batu bara adalah secara kimia
benar-benar terikat dengan molekul karbonnya, tipe sulfur ini disebut
"organic sulfur," dan pencucian tak akan menghilangkannya. Beberapa
proses telah dicoba untuk mencampur batu bara dengan bahan kimia yang
membebaskan sulfur pergi dari molekul batu bara, tetapi kebanyakan proses ini
sudah terbukti terlalu mahal, ilmuan masih bekerja untuk mengurangi biaya dari
prose pencucian kimia ini.
Kebanyakan pembangkit tenaga listrik
modern dan semua fasilitas yang dibangun setelah 1978 — telah diwajibkan untuk
mempunyai alat khusus yang dipasang untuk membuang sulfur dari gas hasil
pembakaran batu bara sebelum gas ini naik menuju cerobong asap. Alat ini
sebenarnya adalah "flue gas desulfurization units," tetapi banyak
orang menyebutnya "scrubbers" — karena mereka men-scrub (menggosok)
sulfur keluar dari asap yang dikeluarkan oleh tungku pembakar batu bara.
2.4.2 NOx (Nitrogen Oxida)
Nitrogen secara umum adalah bagian yang
besar dari pada udara yang dihirup, pada kenyataannya 80% dari udara adalah
nitrogen, secara normal atom-atom nitrogen mengambang terikat satu sama lainnya
seperti pasangan kimia, tetapi ketika udara dipanaskan seperti pada nyala api
boiler (3000 F=1648 C), atom nitrogen ini terpecah dan terikat dengan oksigen,
bentuk ini sebagai nitrogen oksida atau kadang kala itu disebut sebagai NOx.
NOx juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak di dalam batu bara.
Di udara, NOx adalah polutan yang dapat
menyebabkan kabut coklat yang kabur yang kadang kala terlihat di seputar kota
besar, juga sebagai polusi yang membentuk “acid rain” (hujan asam), dan dapat
membantu terbentuknya sesuatu yang disebut “ground level ozone”, tipe lain dari
pada polusi yang dapat membuat kotornya udara.
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi
NOx adalah menghindari dari bentukan asalnya, beberapa cara telah ditemukan
untuk membakar batu bara di pemabakar dimana ada lebih banyak bahan bakar dari
pada udara di ruang pembakaran yang terpanas. Di bawah kondisi ini kebanyakan
oksigen terkombinasikan dengan bahan bakar daripada dengan nitrogen. Campuran
pembakaran kemudian dikirim ke ruang pembakaran yang kedua dimana terdapat
proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar.
Konsep ini disebut "staged combustion" karena batu bara dibakar
secara bertahap. Kadang disebut juga sebagai "low-NOx burners" dan
telah dikembangkan sehingga dapat mengurangi kangdungan Nox yang terlepas di
uadara lebih dari separuh. Ada juga teknologi baru yang bekerja seperti "scubbers"
yang membersihkan NOX dari flue gases (asap) dari boiler batu bara. Beberapa
dari alat ini menggunakan bahan kimia khusus yang disebut katalis yang mengurai
bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi, walaupun alat ini lebih mahal dari
"low-NOx burners," namun dapat menekan lebih dari 90% polusi Nox.
2.5 Cadangan Batu Bara Dunia
Daerah batu bara di Amerika Serikat
Pada tahun 1996 diestimasikan terdapat
sekitar satu exagram (1 × 1015 kg atau 1 trilyun ton) total batu bara yang
dapat ditambang menggunakan teknologi tambang saat ini, diperkirakan
setengahnya merupakan batu bara keras. Nilai energi dari semua batu bara dunia
adalah 290 zettajoules. Dengan konsumsi global saat ini adalah 15 terawatt,[7]
terdapat cukup batu bara untuk menyediakan energi bagi seluruh dunia untuk 600
tahun.
British Petroleum, pada Laporan Tahunan
2006, memperkirakan pada akhir 2005, terdapat 909.064 juta ton cadangan batu
bara dunia yang terbukti (9,236 × 1014 kg), atau cukup untuk 155 tahun (cadangan
ke rasio produksi). Angka ini hanya cadangan yang diklasifikasikan terbukti,
program bor eksplorasi oleh perusahaan tambang, terutama sekali daerah yang di
bawah eksplorasi, terus memberikan cadangan baru.
Departemen Energi Amerika Serikat
memperkirakan cadangan batu bara di Amerika Serikat sekitar 1.081.279 juta ton
(9,81 × 1014 kg), yang setara dengan 4.786 BBOE (billion barrels of oil
equivalent).
Negara
|
Bituminus (termasuk antrasit)
|
Sub-bituminus
|
Lignit
|
TOTAL
|
115.891
|
101.021
|
33.082
|
249.994
|
|
49.088
|
97.472
|
10.450
|
157.010
|
|
62.200
|
33.700
|
18.600
|
114.500
|
|
82.396
|
2.000
|
84.396
|
||
42.550
|
1.840
|
37.700
|
82.090
|
|
23.000
|
43.000
|
66.000
|
||
49.520
|
49.520
|
|||
16.274
|
15.946
|
1.933
|
34.153
|
|
31.000
|
3.000
|
34.000
|
||
20.300
|
1.860
|
22.160
|
||
64
|
1.460
|
14.732
|
16.256
|
|
11.929
|
11.929
|
|||
6.267
|
381
|
6.648
|
||
3.471
|
871
|
2.236
|
6.578
|
|
2.114
|
3.414
|
150
|
5.678
|
|
790
|
1.430
|
3.150
|
5.370
|
|
4.300
|
4.300
|
|||
1.000
|
3.000
|
4.000
|
||
278
|
761
|
2.650
|
3.689
|
|
2.874
|
2.874
|
|||
13
|
233
|
2.465
|
2.711
|
|
2.265
|
2.265
|
|||
1.710
|
1.710
|
|||
1.000
|
500
|
1.500
|
||
1
|
35
|
1.421
|
1.457
|
|
1.268
|
1.268
|
|||
860
|
300
|
51
|
1.211
|
|
31
|
1.150
|
1.181
|
||
80
|
1.017
|
1.097
|
||
960
|
100
|
1060
|
||
812
|
812
|
|||
773
|
773
|
|||
200
|
400
|
60
|
660
|
|
300
|
300
|
600
|
||
33
|
206
|
333
|
572
|
|
502
|
502
|
|||
497
|
497
|
|||
479
|
479
|
|||
430
|
430
|
|||
232
|
100
|
332
|
||
40
|
235
|
275
|
||
212
|
212
|
|||
208
|
208
|
|||
200
|
200
|
|||
21
|
169
|
190
|
||
183
|
183
|
|||
172
|
172
|
|||
150
|
150
|
|||
88
|
88
|
|||
78
|
78
|
|||
70
|
70
|
|||
66
|
66
|
|||
40
|
40
|
|||
6
|
33
|
39
|
||
3
|
33
|
36
|
||
22
|
14
|
36
|
||
27
|
7
|
34
|
||
25
|
25
|
|||
24
|
24
|
|||
22
|
22
|
|||
14
|
14
|
|||
10
|
10
|
|||
4
|
4
|
|||
3
|
3
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
2
|
2
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
|||
1
|
1
|
Negara pengekspor batu bara utama
Pengekspor batu bara berdasarkan negara dan
tahun
(dalam juta ton)[13] |
||
Negara
|
||
238,1
|
247,6
|
|
43,0
|
48,0
|
|
78,7
|
74,9
|
|
41,0
|
55,7
|
|
16,4
|
16,3
|
|
27,7
|
28,8
|
|
103,4
|
95,5
|
|
57,8
|
65,9
|
|
200,8
|
131,4
|
|
Total
|
713,9
|
764,0
|
2.7 Dampak Penambangan Batubara Terhadap
Lingkungan
Seperti yang diketahui, pertambangan
batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup
parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.
2.7.1 Air
Penambangan
batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah
pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian
batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung
zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah
tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan
(Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat
yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
2.7.2 Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah
juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya
lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan
terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan
tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam
jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak
dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan
PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya
akan mati.
2.7.3 Udara
Penambangan
batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran
batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga
sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam) dan ground level ozone,
yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.
Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.
2.7.4 Hutan
Penambangan batubara dapat menghancurkan
sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan
lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya
perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat
perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah
hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini
diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan
rawa.
2.7.5 Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan
batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara.
Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota
yang ada di sekitar laut tersebut.
2.8 Usaha Mengurangi Dampak Pertambangan
Usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak pertambangan batubara adalah
sebagai berikut :
2.8.1 Penghentian penggunaan jalan umum untuk aktivitas angkutan
batubara mesti ada ketegasan pemerintah daerah untuk menyetop dan menindak
tegas setiap penguasaha aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini semakin
menjamur dan penurunan terhadap dampak kerusakan lingkungan dan sosial yang
ditimbulkannya.
2.8.2
Tidak mengeluarkan perizinan baru agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan
sumber daya alam tambang batubara, saat ini hal yang paling mudah dan sangat
mungkin untuk dilakukan adalah dengan tidak mengeluarkan izin baru lagi.
Sehingga memudahkan untuk melakukan monitoring terhadap pertambangan batubara
yang ada.
2.8.3
Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus
melakukan penghentian pertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang
bulu dan transparan.
2.8.4
Penghentian bisnis yayasan dan koperasinya TNI – POLRI
2.8.5
Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua
usaha pertambangan batubara.
2.8.6 Meninggikan standar kualitas
pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk kelestarian lingkungan hidup.
2.8.7 Pelembagaan konflik untuk
menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan pertambangan agar tercapai
solusi yang memuaskan berbagai pihak.
2.8.8 Menyusun kebijakan strategi
pengelolaan sumber daya alam tambang.
2.8.9 Setiap perusahaan diwajibkan
mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjamin serta memastikan hasil
reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus mengawasi jalannya
proses reklamasi tersebut, sehingga benar-benar yakin kalau proses reklamasi
berjalan dengan baik dan menampakkan hasil.
2.8.10 Menggunakan alat-alat penambangan
dengan berteknologi tinggi sehingga meminimalisasi dampak lingkungan serta
memperkecil angka kecelakaan dalam pertambangan batubara tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Batubara adalah bahan
galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan bakar. Materi pembentuk Batubara
adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan
Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminus
4. Lignit
5. Gambut
Pembentukan batubara
dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia.
Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di
Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan.
Gasifikasi Batubara
adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang
mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya menjadi
bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sbuah tangki besar.
Membuang Nox dari
batubara dapat dilakukan dengan cara staged Combustion. Dampak penambangan batubara
adalah kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan dan laut.
Usaha mengurangi dampak pertambangan bisa di upayakan oleh pemerintah maupun
pihak perusahaan.
3.2 SARAN
Agar
pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang AMDAL, sehingga
para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan dari pada keuntungan
semata. Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang
terbukti melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama
perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga
dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap dengan
penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan bekas penambangan,
sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.
Daftar Pustaka
- http://belajar-eka.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-batubara.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
- https://www.voaindonesia.com/a/daerah-penghasil-batu-bara-di-as-jatuh-dalam-krisis/3520321.html
- https://www.websejarah.com/2013/10/amerika-serikat-negara-pertambangan-dan.html
Post a Comment for "Contoh Makalah Tambang Batubara dan manfaatnya"