Contoh makalah tentang sanitasi lingkungan
Menurut wikipedia Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun). Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian lingkungan.
Berikut ini adalah Contoh makalah tentang sanitasi lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu
sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi
yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan
tersebut.
Sebelum lebih jauh membahas mengenai kesehatan
lingkungan marilah kita bahas lebih dulu pengertian dari kesehatan lingkungan.
Menurut Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara
manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan
manusia. Sedangkan menurut WHO kesehatan lingkungan adalah ilmu dan
keterampilan yang memusatkan perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor
yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan menimbulkan atau akan
menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun
kelangsungan hidupnya. Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan berkisar pada usaha
manusia mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga derajat kesehatan
manusia dapat lebih ditingkatkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat. Untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan adanya empat
faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan
pelayan kesehatan. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung
kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan
akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara
bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada
dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan
tergeser ke arah dibawah optimal.
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan
air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan
ternak (kandang) dan sebagainya.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
kesehatan lingkungan adalah Ilmu yang merupakan cabang dari ilmu kesehatan
masyarakat yang lebih menitikberatkan perhatiarnnya pada perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian dari
semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan ada
hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan ataupun
kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat
lebih ditingkatkan.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari masa
ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk
memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media
yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di
dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini dari
masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan
bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern). Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang
kesehatan lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi
menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian
sanitasi dan kesehatan lingkungan?
2. Apakah
masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat?
3. Bagaimanakah solusi
untuk menangani masalah-masalah kesehatan lingkungan yang dialami masyarakat?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Untuk menambah
pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan, mengetahui bagaimana
cara mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
1.4
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah
ini adalah:
1. Mahasiswa dapat
menambah pengetahuan tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan, dan prosedur apa
saja yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Sanitasi
Sanitasi merupakan salah satu
komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk
membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung dengan
kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
Kesehatan lingkungan di
Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia
ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan
penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah
bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus
demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak ada
habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia
memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara tetangga. Dengan Vietnam
saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau
Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di
negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos
dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan
keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke
depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek pengobatan.
Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait
dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang
diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau daripada melakukan
upaya pengobatan.Macam-macam sanitasi:
1. Saniatsi Uap
Sanitasi uap menggunakan uap mengalir 76,7oC selama 15 menit
atau 93,3oC selama 5 menit. Sanitasi uap dapat dilakukan untuk
sanitasi bahan dan peralatan misalnya dengan menggunakan Autoklaf.
2. Sanitasi Air Panas
Sanitasi ini dilakukan dengan
merendam alat atau bahan dalam air panas (peralatan kecil seperti pisau,
piring, wadah yang berukuran kecil), dengan menggunakan suhu diatas 80oC
(bukan dengan cara menuang air panas/membilas karena tidak efektif). Efek yang ditimbulkan karena denaturasi molekul protein sel mikroba.
3. Sanitasi Udara Panas
Sanitasi ini menggunakan suhu panas 82,2oC selama 20 menit.
Sanitasi ini biasanya digunakan untuk sterilisasi alat (Sterilisasi kering)
yaitu dengan menggunakan oven.
4. Sanitasi Radiasi
Sanitasi ini yaitu dengan pemanfaatan sinar UV atau sinar γ dengan panjang gelombang 2500 A, dimana harus berkontak dengan
mikroba minimal 2 menit.
5. Sanitasi Kimia
Sanitasi kimia yaitu menggunakan
bahan kimia untuk membunuh mikroba. Umumnya dikelompokkan ke dalam golongan
aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus - COH;
golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan
halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau
yang mengandung gugus - X; golongan fenol, golongan garam amonium, golongan
pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Efektifitas sanitasi kimia
dipengaruhi oleh :
a.
Waktu kontak (minimum 2 menit)
b. Suhu optimum (21,1-37,8Oc), jika lebih tinggi maka akan menguap (yodium)
dan bersifat korosif (klorin), dan jika lebih rendah maka tidak efektif.
c.
pH optimum 6-7, tidak efektif pada pH yang basa.
d. Kebersihan
alat
e.
Kesadahan air (mempengaruhi pH, air sadah bersifat basa dan bersifat korosif.
f.
Kontaminasi agen lain (misalnya deterjen)
Untuk produk pangan segar,
pencucian dapat menurunkan potensi bahaya akibat mikroorganisme. Pencucian atau
pembilasan sayuran dapat menghilangkan kotoran dan kontaminan lainnya.
Pencucian dapat dilakukan dengan air, deterjen, larutan bakterisidal seperti
klorin dan lain-lain.
Kesehatan Lingkungan
Ada beberapa definisi dari kesehatan
lingkungan :
· Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat
menjamin keadaan sehat dari manusia.
· Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
· Menurut
Walter R. Lym kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
. Jadi Ilmu Kesehatan Lingkungan
berkisar pada usaha manusia mengelola lingkungan sedemikian rupa, sehingga
derajat kesehatan manusia dapat lebih ditingkatkan.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang
lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan Sampah Padat
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta
manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian
kebisingan
11. Perumahan
dan pemukiman
12. Aspek
kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan
daerah dan perkotaan
14. Pencegahan
kecelakaan
15. Rekreasi
umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan
sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan
perpindahan penduduk
17. Tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan
lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang
lingkup kesling ada 8, yaitu :
1. Penyehatan Air dan Udara
2. Pengamanan Limbah padat/sampah
3. Pengamanan Limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan
pasca bencana
Sasaran Kesehatan Lingkungan
Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992,
Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Tempat
umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2. Lingkungan
pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis
3. Lingkungan
kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis
4. Angkutan
umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum
5. Lingkungan
lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat
yang bersifat khusus.
2.2
Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Masalah Kesehatan lingkungan
merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari
berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan
antara lain :
1.
Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.Air bersih
banyak hubungannya dengan persampahan, pengelolaan sampah yang setiap hari
diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan
pada saluran sungai.Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai,
tersumbatnya saluransungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu
terjadi banjir dan menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan
oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang
kurang baik diantaranya adalah:
a. Diare
b. Demam berdarah
c. Disentri
d. Hepatitis A
e. Kolera
f. Tiphus
g. Cacingan dan Malaria
2. Kesehatan
Pemukiman
Sebenarnya penduduk dalam suatu negara merupakan suatu
potensi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan negara itu sendiri sebagai
pelaksana sekaligus objek dari pembangunan. Namun apabila jumlahnya terlampau
banyak dan di sisi lain kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) itu sendiri tidak
memadai untuk menjadi pelaksana pembangunan, maka hal ini akan menjadi masalah
karena penduduk hanya menjadi objek pembangunan bukan pelaksana. Sehingga
negara harus bekerja lebih untuk menanggung kehidupan dari penduduknya agar
setidaknya dapat merasakan kehidupan yang layak. Namun faktanya masih banyak
rakyat Indonesia yang hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kepadatan
penduduk yang terjadi di Indonesia mengakibatkan terbatasnya lahan untuk tempat
tinggal sehingga hal ini memaksa masyarakat untuk membentuk suatu pemukiman
kumuh. Tentu saja kondisi ini menyebabkan
sulitnya penduduk untuk memperoleh fasilitas kehidupan yang layak.
3.
Sampah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di
negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi.
Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang lebih
besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis dan
aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah
sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan
mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya
sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan
berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan
mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan
pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu,
Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan
terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks
nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap
lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah
saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan
kegiatan dalam menangani sampah
4. Serangga
dan Binatang Pengganggu
Serangga sebagai reservoir (habitat
dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai
vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis
5. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan
(TUPM)
Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok
dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola
dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan
penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya peristiwa
keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak
bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM)
khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak
memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.
Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan
amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat.
2.3.
Solusi Menangani masalah Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
1. Fasilitas Air Sehat
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit maka air
tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,
setidaknya diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus
mempunyai persyaratan sebagai berikut :
· Syarat Fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah
bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga
dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik
ini tidak sukar.
· Syarat
Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari
segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air
minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel (contoh)
air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4
bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
· Syarat Kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu
didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
kimia didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain
sebagai berikut :
Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan
maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima
sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan
tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh
karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan
pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan
air tersebut.
Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air
minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air
minum. Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu agar
dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air Sungai dan Danau
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau
ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai
atau danau ini. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh
karena air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh
berbagai macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih
dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air
tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini bila
belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi
karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air
tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4. Air Sumur Dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah maka juga disebut air
tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya
lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang lain
berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15 meter dari permukaan
tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi
kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu
sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam
Air ini berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya
dari permukaan tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu sebagaian besar
air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung
(tanpa melalui proses pengolahan).
Pengolahan Air Minum Secara Sederhana
Seperti telah disebutkan didalam uraian terdahulu
bahwa air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
Sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak
terlindung (protected) sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi
persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu.
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain
sebagai berikut :
1. Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan
(storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air
danau, air kali, air sumur dan sebagainya. Didalam penyimpanan ini air
dibiarkan untuk beberapa jam di tempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari
zat-zat yang terdapat didalam air dan akhirnya terbentuk endapan.
Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang
ada dalam air akan ikut mengendap.
2. Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan
dengan kerikil, ijuk dan pasir. Lebih lanjut akan diuraikan kemudian.
Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air
Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3. Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam yakni
zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan
(misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan
(membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, misalnya chlor).
4. Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta
bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, misalnya CO2
dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5. Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai
Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat
pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil
misalnya untuk kebutuhan rumah tangga. Dilihat dari konsumennya, pengolahan air
pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 2 yakni :
1. Pengolahan Air Minum
untuk Umum
· Penampungan
Air Hujan
Air hujan dapat ditampung didalam suatu dam (danau
buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air
hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar
danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Air hujan juga
dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap
untuk mengumpulkan air hujan. Di sekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran
keluar untuk pengambilan air untuk umum. Air hujan baik yang berasal dari sumur
(danau) dan bak penampungan tersebut secara bakteriologik belum terjamin untuk
itu maka kewajiban keluarga-keluarga untuk memasaknya sendiri misalnya dengan
merebus air tersebut.
· Pengolahan
Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I
melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel
besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir,
kerikil dan sebagainya. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II. Disini
dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil
penduduk sendiri langsung ke tempat itu. Agar bebas dari bakteri bila air akan
diminum masih memerlukan direbus terlebih dahulu.
· Pengolahan
Mata Air
Mata air yang secara alamiah timbul di desa-desa perlu
dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut agar tidak tercemar oleh
kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui
pipa-pipa bambu atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber
yang sudah terlindungi tersebut.
2. Pengolahan Air Untuk
Rumah Tangga
· Air Sumur
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah
cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Tetapi sumur pompa ini di daerah pedesaan
masih mahal, disamping itu teknologi masih dianggap tinggi untuk masyarakat
pedesaan. Yang lebih umum di daerah pedesaan adalah sumur gali.
Agar air sumur pompa gali ini tidak tercemar oleh
kotoran di sekitarnya, perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
- Harus ada bibir sumur agar bila musim hujan
tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya.
- Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari
permukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas
tidak dapat mengotori air sumur.
- Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah
sumur tersebut untuk mengurangi kekeruhan.
Sebagai pengganti kerikil, ke dalam sumur ini dapat
dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk endapan, misalnya aluminium sulfat
(tawas). Membersihkan air sumur yang keruh ini dapat dilakukan dengan
menyaringnya dengan saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas.
· Air Hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan
melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan
air hujan dari atapnya masing-masing melalui aliran talang. Pada musim hujan
hal ini tidak menjadi masalah tetapi pada musim kemarau mungkin menjadi
masalah. Untuk mengatasi keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang
lebih besar agar mempunyai tandon (storage) untuk musim kemarau.
2. Pemukiman
Secara umum rumah dapat dikatakan
sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
· Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
· Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup
· Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
3. Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik
dan benar harus memperhatikan faktor-faktor unsur, berikut:
· Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
· Penyimpanan sampah
· Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
· Pengangkutan
· Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur
pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing
unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
4.
Serangga
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan
merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat
tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk
Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan
air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah
atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.
Binatang pengganggu yang dapat
menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing
gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke
makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari
kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
5. Tempat Umum dan Pengolahan
Makanan (TUPM)
Agar
kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan
sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan
yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku
hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap
kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang
ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan
menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam
penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan
yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan
lingkungan sekitar rumah yang sehat
PENUTUP
Berbagai
masalah kesehatan lingkungan yang sering dihadapi masalah dimanapun,seperti
masalah:
1.
Sanitasi
2.
Masalah Pemukiman
3.
Sampah
4.
Serangga
5.
TUPM
Adalah
masalah yang dapat ditanggulangi apabila masyarakat sadar dan mau melakukan
pola hidup bersih dan sehat.
Agar
kesehatan masyarakat selalu terjaga perlu digalakkan gerakan hidup bersih dan
sehat. Pola hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan
yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku
hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap
kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang
ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan
menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam
penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan
yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan
lingkungan sekitar rumah yang sehat
DAFTAR PUSTAKA
1.
Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta
2.
Riyadi, Sugeng. Kesehatan Lingkungan
3.
Sri Budiyati. Tanpa tahun. Kesehatan Lingkungan. Bogor: Departemen Biologi
FMIPA IPB
4.
http://bayualfian66-degagajago.blogspot.com/2011/05/sanitasi.html
5.
http://carapedia.com/masalah_lingkungan_sampah_indonesia_info3024.html
6.
http://semacamsemut.blogspot.com/2012/03/masalah-sampah-di-indonesia.html
7.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_lingkungan
http://rahdianaangga08.blogspot.com/2013/11/contoh-makalah-sanitasi-lingkungan.html
Post a Comment for "Contoh makalah tentang sanitasi lingkungan"