Makalah sanitasi lingkungan 2
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam
pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan
langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan
harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Berikut ini adalah salah satu contoh makalah sanitasi lingkungan semoga bermanfaat
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sanitasi merupakan
salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja
untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Dalam penerapannya
dimasyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengolaan limbah, pengolaan
sampah, control vector, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi
makanan, serta pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan
di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia
ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan
penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah
bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus
demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak ada
habisnya.
Kondisi sanitasi di
Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara tetangga.
Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan
Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan
lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari
bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat
menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima
tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek
pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian
penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain
itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relative lebih terjangkau
daripada melakukan upaya pengobatan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian, sumber, bentuk dari sampah!
2.
Jelaskan pengertian dan permasalahan drainase perkotaan!
3.
Kemukakan secara terperinci tentang limbah!
4.
Jelakan akibat dari penyalahgunaan dan pencemaran air!
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya,
dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang
ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut
berlangsung.Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
1.
Berdasarkan Sumbernya
·
Sampah alam
·
Sampah manusia
·
Sampah konsumsi
2.
Berdasarkan Bentuknya
a.
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain
kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga:
sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut
bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1.
Biodegradable: yaitu
sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
2.
Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
·
Recyclable: sampah
yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi
seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
·
Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
·
Sampah Cair
-
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan
dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
-
Limbah rumah
tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah),
misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri
akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik
pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
-
Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun
kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
-
Sampah Manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus
dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup
yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori
penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai
ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
2
Pengolahannya
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan ,
pengangkutan , pemrosesan
, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya
dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam
. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda
antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari
pemukiman dan institusi di area metropolitan
biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari
area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolahan
sampah
Metode
pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat
sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
B.
Drainase Perkotaan
Drainase adalah lengkungan atau saluran air
di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di
permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Permasalahan Drainase :
1 Peningkatan
Debit
Manajemen sampah yang kurang baik memberi
kontribusi percepatan pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas
sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung
debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
2 Peningkatan
Jumlah Penduduk
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang
sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah
penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu
peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah
cair maupun pada sampah.
3 Amblesan
Tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang
berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut
pasang.
4 Penyempitan
dan Pendangkalan Saluran
5 Reklamasi
C.
Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari
suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana
masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada
sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya (grey water).
Limbah padat lebih
dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena
tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri
dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap
lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah
Pengolahan
Limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas
limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan
limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
1. pengolahan
menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan
menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air
limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman membutuhkan berbagai jenis
layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan sebagai
bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang
harus disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni
rumah, seperti jamban misalnya.
1.
Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.
2.
Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke
unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka
masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.
3.
Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan
pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk
sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan akhir
(TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman,
layanan untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh
masyarakat. Beberapa ada yang melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan
memasukkan upaya pengkomposan dan pengumpulan bahan layak daur-ulang.
4.
Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan
saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan
mengalirkannya ke badan air penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup
besar agar dapat menampung limpasan air hujan dari wilayah yang dilayaninya.
Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup dan terbebas dari sampah.
5.
Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara
berkelanjutan dalam jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan makan, minum, mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk
kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
Karakteristik
Limbah
1. Berukuran
mikro
2. Dinamis
3. Berdampak
luas (penyebarannya)
4. Berdampak
jangka panjang (antar generasi)
Limbah
Industri
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri
dapat dibagi menjadi empat bagian :
1.
Limbah cair
biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat,
bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik.
2.
Limbah padat
Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia
yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang “bersih” disebut kontaminan.
Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif
terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran
(pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara
cemaran masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran
sekunder. Cemaran primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari
sumber cemaran. Cemaran sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses
kimia di atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia
(antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor, fasilitas, pabrik, instalasi
atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer. Ada 2
kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti:
pembangkit energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain
dan sumber bergerak (mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang, dan
kereta api.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan
sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala
rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut
dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3
bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya,
baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain
adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah
terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan
lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah
B3.
Macam Limbah Beracun
- Limbah Mudah
Meledak
- Limbah Mudah
Terbakar
- Limbah
Reaktif
- Limbah Beracun
- Limbah
Penyebab Infeksi
D.
Penyalahgunaan dan Pencemaran Air
Sumber-sumber air bersih ini biasanya
terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan sumber air seperti:
1.
Pertanian.
Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan yang
diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat
terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya
produktivitas air dan tanah
2.
Industri.
Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa
dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air
bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional,
maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah
dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga
menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang
langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga
mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja
meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun.
Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya.
Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah
cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum
tanpa proses pengolahan khusus.
3.
Eksploitasi
sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.
* Di negara
berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian selatan yang tidak memiliki hukum
yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan
air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an
sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah
konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan
bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan
sumber air mengakibatkan kekeringan dan peningkatan kadar garam.
* Di negara maju
seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung
hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah
menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun
2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar
menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan
sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara
bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping
pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti
pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat
AS, sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya
sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak
bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk
memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya.
Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana
rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena
langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat
diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak
tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi
penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan
merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses
pengolahan.
Ketiadaan air bersih mengakibatkan:
Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua
terbesar bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita
mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan yang
kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini.
Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih
Daftar Pustaka
http://bayualfian.blogspot.com/2011/07/makalah-sanitasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi
www.academia.edu/11617630/Pengertian_Sanitasi
Post a Comment for "Makalah sanitasi lingkungan 2"