Contoh Makalah Anime
Menurut wikipedia Anime (bahasa Jepang: アニメ) adalah animasi dari Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan teknologi komputer. Kata anime merupakan singkatan dari "animation" dalam bahasa Inggris, yang merujuk pada semua jenis animasi. Di luar Jepang, istilah ini digunakan secara spesifik untuk menyebutkan segala animasi yang diproduksi di Jepang.Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anime dapat diproduksi di luar Jepang. Beberapa ahli berpendapat bahwa anime merupakan bentuk baru dari orientalisme.
Berikut ini Contoh Makalah Anime dengan judul "PENGARUH ANIME TERHADAP PERILAKU REMAJA "
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anime, dari kata "animation", dalam kamus
bahasa Inggris dideskripsikan sebagai film animasi bergaya Jepang atau film
animasi yang diproduksi oleh Jepang (Oxford,2008:14). Anime sebagai film
animasi telah berkembang di Jepang sejak awal abad ke-20, tetapi dalam bentuk yang
sekarang, baru dimulai pada dekade 1960-an ketika Osamu Tezuka, pembuat komik
yang juga bapak manga Jepang, tertarik pada animasi setelah terlibat sebagai
konsultan untuk film animasi buatan Toei "Alakazam the Great" (1960)
yang berdasarkan komiknya. Popularitasnya di Indonesia itu sebenarnya sudah
dimulai pada awal dekade 1980-an ketika video betamax sedang menjamur. Popularitas
anime pun makin menggila setelah VCD dan DVD anime bajakan begitu mudah
didapatkan di seantero Indonesia, tidak hanya dijual di pusat-pusat
perbelanjaan, bahkan mudah didapatkan melalui internet. Para otaku, sebutan
untuk penggemar anime dan manga, di Indonesia pun memberikan andil atas
populernya genre tersebut dengan membentuk berbagai komunitas baik di dunia
nyata ataupun di internet seperti milis dan forum (O’Connel, 1999:15).
Pada awal tahun 2008, di Semarang, seorang anak yang
berusia 10 tahun Revino Siahaya, meninggal dunia dengan cara bunuh diri.
Ditengarai hal itu ia lakukan karena meniru gaya dalam film kartun Naruto. Sedangkan
di Rusia, seorang anak laki-laki berumur 14 tahun melompat dari sebuah gedung
apartemen di kota Chaikovsky. Ia melakukan itu setelah mengetahui tokoh
favoritnya, Itachi Uchiha tewas dalam ceritanya. Berdasarkan pemaparan di atas,
anime cukup memberi pengaruh terhadap perilaku seseorang, oleh karena itu
penulisan makalah ini bertujuan mengetahui seberapa besar pengaruh dari menonton anime terhadap
perilaku penontonnya khususnya remaja.
1.2
Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Anime ?
B. Mengapa Anime berpengaruh terhadap perilaku
remaja ?
C. Apa dampak Anime bagi remaja Indonesia ?
D. Bagaimana mengatasi dampak negatif Anime ?
1.3
Tujuan
A.
Menjelaskan Pengertian Anime.
B.
Menjelaskan Pengaruh Anime Terhadap Remaja.
C.
Menjelaskan dampak positif dan negatif yang ditimbulkan oleh Anime.
D.
Menjelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif dari Anime.
BAB
II
ISI
2.1
Pengertian Anime
Ibiz Fernandez mendefinisikan bahwa anime adalah
sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk
mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Sedangkan menurut Vaughan (2004), animasi
adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup.
Menurut R. Soekmono dalam Gudarma Community (2006),
kebudayaan adalah seluruh hasil manusia, baik berupa benda maupun buah pikiran.
Anime merupakan hasil dari buah pikiran seseorang yang diapresiasikan dalam
suatu bentuk karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Anime dapat diartikan
sebagai suatu karya sastra yang disajikan dalam bentuk lisan, bergerak dan dapat
ditonton. Anime ( アニメ ) adalah animasi khas Jepang, yang
biasanya ditampilkan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan
tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam
jenis penonton. Anime dipengaruhi oleh gambar manga (komik khas Jepang). Kata
“anime” tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ)
yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris animation dan diucapkan
sebagai anime-shon. Dapat dikatakan bahwa anime adalah film animasi, yaitu
animasi khas Jepang.
2.2
Alasan Remaja Menyukai Anime
Pertama adalah Eskapisme. Eskapisme adalah
pengalihan mental di mana kita menghindari kenyataan dengan sedang terbenam
pada berbagai bentuk hiburan, seperti musik, film, dan acara TV. Dalam artikel “Negative
Mood and its Effect on Watching Anime” ditulis oleh penulis anonim, dikatakan
bahwa menonton anime memberikan sebuah jalan yang jelas untuk melarikan diri
dari semua masalah kehidupan nyata dan ketika menonton anime juga sebagai cara
yang bisa dianggap sebagai refleksi dari musuh masyarakat kehidupan nyata, dan
melihat bagaimana karakter anime itu melawan dunia, atau dalam kata lain
penonton anime akan meniru bagaimana karakter idola mereka memecahkan
masalahnya.
Salah satu contoh ‘manfaat’ dari eskapisme adalah
ketika seseorang benar-benar lelah tentang masalah yang dia miliki di dunia,
dan dia ‘lolos’ dari kenyataan pahit ke dunia fiksi yaitu anime. Dalam artikel “Escapism:
Dunia Anime & Film” ditulis oleh samabardeen, di sana ia membahas bahwa
melarikan diri ke anime dapat menjadi cara yang benar-benar gampang untuk
melupakan masalah kita, pada dasarnya dia akan tenggelam ke dunia anime hanya
untuk mendapatkan inspirasi. Eskapisme adalah kondisi yang tidak dapat
dihindari ketika menonton anime. Mencari pelarian adalah wajar untuk manusia,
karena manusia bosan akan realitas konvensional yang ada dunia ini, beberapa
orang akan mencari pelarian seperti menonton anime.
Kedua adalah ketergantungan. Ketergantungan adalah
suatu kondisi mental di mana yang sangat melekat dalam substansi atau kegiatan
tertentu, contoh obat, alkohol, perjudian, dan tentu saja, dapat berkait erat
dengan acara TV. Anime adalah adiktif, bagi banyak orang, terutama remaja.
Dalam artikel “Problem Of Anime Addiction”,
yang ditulis oleh Kaya, dia mengatakan bahwa anime bisa menjadi penyemangat
hidup seseorang, orang yang sudah kecanduan menonton kartun jepang ini tidak
akan bisa menjalani hidup dengan tenang jika tidak menonton anime, apalagi
disuruh berhenti menonton anime. Kebanyakan remaja yang sudah mengalami
ketergantungan, berkata pada dirinya sendiri bahwa dia akan berhenti, tapi dia
selalu berakhir gagal.
2.3
Pengaruh Menonton Anime Bagi Remaja
1. Anime
menyebabkan penontonnya menderita gangguan mental
Tak bisa dipungkiri, penonton anime disadari ataupun
tidak disadari akan meniru apa yang mereka tonton setiap hari. Maksudnya,
seperti cara bicara orang jepang, ekspresi, tingkah laku, maupun budaya yang ke-jepang-an.
Hikikomori, Nijikon, Lolicon, dan
yang lainnya merupakan contoh gangguan mental yang disebabkan oleh anime. Ada
lagi beberapa kelainan seperti fujoshi,
kelainan mental yang menggemari pasangan gay. Yuri, kelainan mental yang menggemari pasangan lesbian. Lolicon, penderita lolicon biasanya
banyak yang menjadi pedofil.
2. Freak, weird, and distinguishing
Anime juga terkadang membuat
seseorang sulit bersosialisasi dengan orang yang tidak mempunyai hobi yang sama
seperti mereka yaitu menonton anime. Orang-orang tersebut kebanyakan akan
berdiam diri dirumah dan hanya suka pada hal-hal yang berbau anime dan Jepang.
Tapi kondisi ini dapat dengan mudah dihindari jika seseorang mampu mengelola
waktunya, dan mengendalikan dirinya sendiri. Lagipula, anak-anak yang mudah
kecanduan hal-hal seperti anime, sebagian besar adalah orang-orang yang
terisolasi dan antisosial. Jika mereka aktif secara sosial, dia tidak akan
mudah kecanduan anime.
3. Banyaknya
Adegan yang Menjurus ke Pornografi
Sebagian besar, anime tidak hanya focus pada masalah
social seperti keluarga, persahabatan, atau bahkan fantasi. Melainkan focus
pada chara (karakter) perempuan dengan rok pendek, muka merah, paha ramping,
dan kemolekan tubuhnya. Hal ini membuat anime disetarakan dengan video porno.
Sedangkan diketahui bahwa video porno dapat menimbulkan perubahan konstan pada
neurotransmitter dan melemahkan fungsi control. Tidak bisa mengontol perilaku,
gangguan memori otak,dan akhirnya jatuh pada gangguan mental seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya.
4. Kurang Tidur
Remaja yang sudah kecanduan anime, akan terus
mencari tau segala tentang anime dan negara pencetusnya yaitu jepang. Mereka
tak akan berhenti mendownload anime di internet, mencari fanfiction chara
favorit mereka, mereka hanya menghabiskan waktunya untuk itu. Menatap layar
laptop atau handphone juga dapat menyebabkan sakit mata dan mata minus. Remaja
kecanduan anime yang suka makan, akan semakin suka makan dengan menghabiskan
makanannya sambil menonton anime. Remaja yang tidak suka makan, akan semakin
tidak suka makan, dan lebih memilih untuk menonton karakter favoritnya
berperang dan menang daripada mengisi perutnya. Itulah mengapa dikatakan anime
sangat mempengaruhi fisik remaja yang telah memliki ketergantungan terhadapnya.
Di sisi lain, Anime juga bisa menginspirasi orang
dalam hal seni mereka. Banyak yang bercita-cita menjadi seorang seniman
mendapat inspirasi dari karakter anime. Dalam artikel “Pengaruh Anime pada siswa”,
ditulis oleh Amy McNulty, dia mengatakan bahwa mereka yang terinspirasi oleh
anime atau manga biasanya didorong oleh keinginan mereka untuk menciptakan
karakter dan cerita dari suatu hari nanti.
Anime juga mendorong multikulturalisme. Penonton
bisa mempelajari budaya Jepang ketika mereka menonton anime. Dalam artikel “The
Good Effect of Anime for Teenager”, yang ditulis oleh seorang penulis anonim,
di sana ia menyatakan bahwa mereka yang mengagumi keragaman anime, juga bisa
belajar sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat Jepang sebagai plot beberapa
anime yang berpusat sekitar titik-titik ini. Tapi tidak hanya di Jepang,
pengaturan latar tempat anime kadang berbeda, beberapa mengambil latar di abad
pertengahan, dan kerap kali hadir di negara-negara lain seperti Rusia, Inggris,
atau di beberapa tempat fiksi yang didasarkan pada yang nyata.
Ketika mereka terinspirasi dan terpikat oleh plot
dari acara anime, ia akan ingin tahu tentang pengaturan, dan sejarah tempat
atau acara tertentu, maka ia akan meneliti tentang budaya tentang pengaturan ia
terinspirasi dengan. Anime dapat mendorong multikulturalisme karena sebagian
besar plot dan pengaturan yang benar-benar didasarkan pada negara-negara yang
nyata, benar benar ada, dan peristiwa-peristiwa tertentu. Ini akan membuat penonton
berpengetahuan tentang bangsa lain dan negara-negara di dunia, sehingga membuat
dia multikultural.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anime jauh berbeda dari kartun. Hal ini dikarenakan
anime telah mengembangkan plot dan karakter yang realistis. Anime telah menjadi
salah satu acara paling populer dan diterima dengan baik sejak diterjemahkan ke
berbagai bahasa di seluruh dunia, menjadikannya sebagai tren internasional. Efek dari menonton anime dapat menjadi positif
atau negatif. Salah satu efek negatif dari menonton anime adalah kecanduan,
efek lain seperti pelarian bisa menjadi positif, itu tergantung pada penonton
dan jenis anime yang ditonton. Menonton anime dapat mempengaruhi aspek mental
dan sosial dari anak-anak.
Berdasarkan temuan diatas, kesimpulan berikut yang
dapat saya tarik:
1.
Efek negatif utama menonton anime adalah kecanduan, bisa dianggap sebagai
masalah besar dalam kehidupan remaja walau tidak benar-benar memiliki efek yang
sama seperti zat adiktif atau kebiasaan yang dapat menyebabkan penyakit serius.
Tetapi masalah ini bisa diatasi dengan kerja sama orang tua dan lingkungan
masayarakat remaja itu sendiri.
2.
Menonton anime dapat menjadi boomerang bagi mental remaja jika tidak disikapi
dengan cara yang baik. Diperlukan pengawasan orang tua dan kesadaran diri
terhadap bahaya kecanduan menonton anime.
3.2
Saran
Setelah menarik kesimpulan, dengan ini saya membuat
saran-saran berikut:
1.
Menonton anime baik untuk anak-anak, tetapi anime memiliki batas usia dan juga
bisa tidak baik. Orang tua harus memiliki pedoman untuk apa anak-anak mereka
menonton dan menghindari pengaruh yang tidak perlu untuk pikiran anak-anak.
Tetapi mereka juga harus ingat bahwa beberapa acara anime memiliki faktor
belajar, mereka tidak boleh terlalu membatasi anak-anak mereka juga. Orang Tua
harus mengawasi anime jenis apa yang anak mereka tonton dan mengingatkan agar
tidak terlalu larut dalam kegemarannya itu. Orang tua hendaknya mendampingi
ketika anaknya terlalu lama berkutat di depan computer. Jika anak itu menonton
anime, selidiki anime apa yang dia tonton. Anime yang baik dan anime yang buruk
hampir tidak bisa dibedakan dan tidak bisa ditarik gadis pembedanya. Yang
jelas, peran orang tua adalah mengawasi perubahan perilaku anak. Jika sudah
berubah dan cenderung aneh, disarankan untuk menasehatinya.
2.
Adapun penggemar anime, ia harus ingat bahwa apa yang ia tonton tidak nyata,
itu hanya dibuat untuk menginspirasi dan menghibur semata.
3.
Memperkuat iman dan pedoman, agar tidak terpengaruh budaya atau kebiasaan yang
tidak sesuai dengan norma dan moral agama.
4. Tidak takut
untuk bersosialisasi. Meyakini bahwa dunia luar lebih indah daripada dunia
virtual seperti anime.
5. Tidak lupa
waktu dan bisa membagi waktu untuk hobi menonton anime dengan menjalani hidup
di dunia nyata
6. Mengikuti
komunitas pecinta anime, bukan untuk semakin membuat mereka tergila-gila pada
anime tapi agar mereka bisa bersosialisasi dan mengurangi candu mereka akan
menonton anime.
7.
Bagi yang bukan pecandu anime dan mempunyai teman pecandu menonton anime,
diharapkan untuk tidak menghindari mereka atau menganggap mereka aneh.
Kebanyakan mereka begitu Karena tidak punya teman. Jadi, tetaplah berteman
dengan mereka dan bantu sadarkan pada mereka bahwa dunia anime hanyalah sebuah
hiburan jangan sampai jadi melalaikan. Entah melalikan tugas sebagai pelajar
ataupun melalaikan kewajiban agama.
DAFTAR
PUSTAKA
Oxford
University.2008.Oxford : Learner’s Pocket
Dictionary 4th Edition.Oxford:Oxford University Press.
O'Connell,
Michael.1999.Otakun 1999 Program Book.New
York:Titan Books.
Anonymous."Japanese
Anime Influence on World.".20 Desember 2016.http://www.anime-commit.com/japanese-anime-influence.html.
__________."What
is Anime?”.20 Desember 2016. http://anime.about.com/od/animeprimer/a/What-Is-Anime.html.
__________."Negative
Mood and Its Effect on Watching Anime.".20 Desember
2016.http://deluscar.wordpress.com/2013/05/13/negative-mood-and-its-effect-on-watching-anime/.
McNuity,Amy."The
Effects of Anime on Students.".20 Desember 2016.http://www.ehow.com/info_8177537_effects-anime-students.html
Samaberdeen."Escapism:
The World of Anime & Film.".20 Desember 2016
.http://pandemimeprime.wordpress.com/2013/08/14/escapism-the-world-of-anime-film/.
Kaya."Anime
Addiction Problems”.20 Desember 2016.http://www.teenhelp.org/forums/f124-addictive-behaviours/t94427-anime-addiction-problems.
http://beabaepsae.blogspot.com/2017/05/makalah-pengaruh-anime-terhadap.html
Post a Comment for "Contoh Makalah Anime"