Contoh Makalah administrasi perkantoran
Menurut wikipedia Manajemen administrasi perkantoran merupakan bagian dari manajemen yang memberikan informasi layanan bidang administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif dan memberi dampak kelancaran pada bidang lainnya. 
Edwin Robinson dan William Leffingwell
"Manajemen Perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu."
George R. Terry
"Manajemen perkantoran adalah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan."
Millis Geoffrey
"Manajemen kantor adalah seni membimbing personel kantor dalam menggunakan sarana yang sesuai dengan lingkungannya demi mencapai tujuan yang ditetapkan."
W.H. Evans
"Administrasi perkantoran merupakan fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi."'
Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan mengenai sesuatu hal atau kegiatan. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah pekerjaan perkantoran (office work).
Edwin Robinson dan William Leffingwell
"Manajemen Perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu."
George R. Terry
"Manajemen perkantoran adalah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan."
Millis Geoffrey
"Manajemen kantor adalah seni membimbing personel kantor dalam menggunakan sarana yang sesuai dengan lingkungannya demi mencapai tujuan yang ditetapkan."
W.H. Evans
"Administrasi perkantoran merupakan fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi."'
Dengan demikian, pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan mengenai sesuatu hal atau kegiatan. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah pekerjaan perkantoran (office work).
Untuk lebih lanjut berikut ini adalah contoh nyata makalah administrasi perkantoran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam
 melaksanakan pengelolaan suatu perusahaan, diperlukan 
kebijakan-kebijakan yang tepat dilakukan oleh orang-orang dalam 
perusahaan tersebut. Dalam pelaksanaannya, kebijakan manajemen 
memerlukan suatu pengetahuan yang dipadukan dengan keterampilan dan 
pengalaman orang-orang dalam perusahaan tersebut. Perusahaan juga 
memerlukan suatu cara yang dapat memberikan informasi sebagai bahan 
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, yaitu adanya perencanaan dan 
pengawasan. Perencanaan merupakan proses penelusuran atas peluang dan 
ancaman dari luar, penetapan tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan 
sumber daya guna pencapaian tujuan tersebut.
Perencanaan
 yang baik harus lah meliputi aktivitas yang akan dilakukan untuk masa 
yang akan datang oleh personil-personil dari perusahaan tersebut. 
Dukungan pengawasan merupakan suatu usaha yang sistematis perusahaan 
serta suatu alat nilai yang akan dicapai dari suatu prestasi kerja yang 
terencana yang dilakukan, terutama dalam hal biaya produksi. Anggaran 
berfungsi sebagai perencanaan yaitu dikatakan sebagai pedoman kerja dan 
memberikan arah serta sekaligus memberikan memberikan target-target yang
 harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan 
datang. Perencanaan anggaran juga berkaitan dengan penyusunan anggaran.
Untuk
 merencanakan anggaran biaya operasi biasanya dilakukan dengan melihat 
realisasi pemakaian biaya operasional tahun sebelumnya. Sedangkan 
pengawasan dilakukan pihak manajemen melalui anggaran dengan 
membandingkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dengan anggaran yang 
telah disusun. Dengan melakukan perbandingan ini akan dapat dilihat 
perbedaannya yang dinamakan sebagai penyimpangan. Penyimpangan tersebut 
dijadikan sebagai dasar atau pedoman bagi penyusunan anggaran tahun 
berikutnya. 
PT
 Start Cosmos merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi 
Alat-alat elektonik seperti Kipas Agin, Setrika, Rice Cooker, dll. Biaya
 yang besar maupun kecil akan berpengaruh langsung pada perolehan laba 
atau rugi. Dalam pengawasan biaya operasi perlu dimasukkan kedalam suatu
 rencana atau anggaran terlebih dahulu, untuk memperoleh suatu daya guna
 yang tepat, dimana anggaran semula didasarkan atas daya guna masa lalu,
 perkembangan biaya di masa yang akan datang, perubahan kebijakan 
operasi dan lain-lain.
Fungsi
 anggaran biaya operasi sebagai alat pengawasan merupakan satu bagian 
yang tidak terpisahkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Dengan 
memanfaatkan anggaran biaya operasi maka pengawasan terhadap biaya 
operasi akan efektif dan efisien. Analisis dan perbandingan antara biaya
 aktual dan estimasi atau standar digunakan untuk mengidentifikasikan 
sebab-sebab timbulnya perbedaan. Manajemen perusahaan kemudian dapat 
merumuskan suatu rencana operasional yang tepat guna mencapai tujuan 
organisasi perusahaan. Namun kondisi yang kini terjadi di perusahaan 
menunjukkan bahwa realisasi biaya operasi selalu lebih besar dari yang 
dianggarkan, hal ini terlihat dari perbedaan antara anggaran yang 
disusun dengan realisasi yang terjadi. Penyimpangan biaya operasi yang 
tidak menguntungkan tersebut sebagai indikasi perencanaan biaya yang 
kurang memperhatikan kondisi anggaran yang terjadi pada tahun sebelumnya
 dan pengawasan biaya operasi kurang optimal dalam meminimalisasikan 
penyimpangan. 
Berdasarkan
 uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian 
dengan judul: “Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional Pada PT 
Start Cosmos”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
 identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis 
merumuskan masalah seagai berikut : “Apakah anggaran sudah berperan 
sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya operasi PT Start Cosmos?”
1.3 Batasan Masalah
Karena
 pembahasan tentang anggaran sangat luas, serta mengingat keterbatasn 
kemampuan dan waktu yang penulis miliki serta menghindarkan 
keseimpangsiuran di dalam pembahasan ini, maka penulis membatasi 
permasalahan yang berkaitan dengan peranan anggaran sebagai alat 
perencanaan dan pengawasan biaya operasi pada PT Start Cosmos dari tahun 2005 s/d 2007.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyusunan anggaran yang ada di PT Start Cosmos.
2. Untuk
 mengetahui peranan anggaran sebagai alat perencanaana dana pengawasan 
biaya operasi pada perencanaan dan pengawasan biaya operasi.
3. Untuk mengetahui terjadinya perbedaan anggaran dengan realisasi dalam mengevaluasi anggaran.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, untuk menamba wawasan tentang peranan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan biaya operasi.
2. Bagi
 perusahaan, sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan dasar dalam 
memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, sehingga tujuan 
perusahaan dapat tercapai.
3. Bagi lembaga, sebagai acuan dan pedoman bagi penulis berikutnya dengan penelitian yang sama.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Anggaran 
Sistem
 penganggaran lebih umum digunakan dalam perusahaan yang lebih besar, 
dimana tehnik-tehnik yang dirumuskan sering membantu manajemen. Akan 
tetapi perusahaan yang lebih kecil juga menggunakan anggaran. Beberapa 
literature yang memberikan teori tentang anggaran secara umum memberikan
 konsep yang sama terhadap pengertian anggaran meskipun defenisi 
anggaran berbeda-beda.
Anggaran
 adalah salah satu bentuk rencana-rencana yang mungkin disusun meskipun 
tidak semua rencana dapat disebut sebagai anggaran. Untuk mendapatkan 
pengertian dari anggaran, maka berikut dikemukakan pendapat dari para 
ahli diantaranya : 
Menurut Munandar (2003 : 1) Pengertian anggaran adalah :
Suatu
 rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan 
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku 
untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Menurut Nafarin (2004 : 12) : “Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan”.
Menurut Mulyadi (2003 : 488) Anggaran adalah :
Rencana
 kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan 
moneter dan satuan ukuran waktu yang lain, yang mencakup jangka waktu 
satu tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas diketahui bahwa anggaran perusahaan atau yang lebih sering disebut sebagai anggaran ini
 mempunyai definisi yang beraneka ragam, namun apabila diamati dengan 
teliti masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang 
sama. Perbedaan yang ada pada umumnya adalah berkisar pada titik berat 
anggaran tersebut, apakah kepada prosedurnya ataukah kepada isi anggaran
 yang akan disusun.
Anggaran
 perusahaan merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan 
perusahaan didalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit 
kuantitatif (moneter). Anggaran perusahaan merupakan suatu perencanaan 
yang disusun secara formal didalam perusahaan tersebut yang mencakup 
seluruh kegiatan perusahaan. Kegiatan yang direncanakan ini bukannya 
tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu 
saja sebagai satuan yang digunakan dalam anggaran perusahaan ini adalah 
satuan moneter (rupiah).
2.2. Jenis-Jenis Anggaran 
Sebelum
 membahas jenis anggaran ada baiknya jika diketahui lebih dahulu apa itu
 anggaran. Anggaran adalah rencana tertulis yang disusun secara 
sistematis dan terperinci dalam bentuk angka-angka dalam ukuran uang 
(satuan kuantitatif) dimana perusahaan menggunakannya sebagai pedoman 
dalam pelaksanaan kegiatan pada periode yang akan datang dan merupakan 
dasar untuk tujuan pengawasan. 
Menurut Nafarin (2004 : 22): Anggaran operasional adalah :
Anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran
 operasional antara lain terdiri dari : anggaran penjualan, anggaran 
biaya pabrik, anggaran beban usaha dan anggaran laporan laba rugi. 
Anggaran beban usaha terdiri atas anggaran penjualan dan anggaran 
administrasi dan umum.
Berdasarkan
 kutipan di atas dapat diketahui bahwa anggaran operasional dari beban 
usaha terdiri atas anggaran penjualan dan anggaran beban administrasi 
dan umum. 
Anggaran biaya operasi terdiri dari beberapa jenis biaya, adapun jenis-jenis biaya operasi menurut Sinuraya (2003 : 6) : “Beban operasi itu terbagi dua yaitu: beban penjualan dan beban administrasi dan umum”. 
1. Anggaran Penjualan
Menurut Munandar (2003 : 49) Anggaran Penjualan :
Anggaran
 yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan 
selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana 
tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) 
barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan 
serta tempat (daerah) penjualannya.
Berdasarkan kutipan di atas yang termasuk dalam beban penjualan adalah :
a) Gaji pegawai bagian penjualan
b) Komisi penjualan
c) Pembungkus barang-barang yang dijual
d) Biaya pengangkutan barang yang dijual
e) Biaya iklan
f) Contoh-contoh yang dikirim kepada langganan secara gratis
g) Dan lain-lain
Yang dimaksud anggaran biaya penjualan menurut Munandar (2003 :205) adalah 
Anggaran
 yang merencanakan lebih terperinci tentang biaya-biaya yang terjadi 
serta terdapat dilingkungan bagian penjualan, serta bagian-bagian lain 
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian 
penjualan yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya 
penjualan, jumlah biaya penjualan, dan waktu (kapan) biaya penjualan 
tersebut terjadi dan dibebankan yang masing-masing dikaitkan dengan 
tempat (departemen) dimana biaya penjualan tersebut terjadi.
Dari
 pengertian tersebut dapat diketahui jika perusahaan membagi bagian 
penjualan menjadi beberapa bagian (departemen), maka rencana tentang 
biaya penjualan dari masing-masing bagian tersebut juga harus dirinci 
dan dipisahkan secara jelas.
Beberapa bagian (departemen) yang biasa digunakan perusahaan antara lain :
a) Bagian promosi
b) Bagian transaksi
c) Bagian ekspedisi
d) Bagian purna jual
e) Bagian pengembangan dan penelitian pasar
Di dalam penyusunan anggaran biaya penjualan adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :
a) Anggaran penjualan
b) Berbagai standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan
c) System pembayaran upah (gaji)
d) Metode depresiasi
e) Metode alokasi biaya
2. Anggaran Beban Administrasi dan Umum
Menurut Munandar (2003, hal 187) pengertian anggaran biaya administrasi adalah 
Anggaran
 yang merencanakan secara lebih terperinci tentang biaya yang terjadi 
serta biaya lain yang sifatnya untuk keperluan secara keseluruhan, yang 
di dalamnya meliputi rencana tentang jenis biaya administrasi, jumlah 
biaya administrasi, dan waktu (kapan) biaya administrasi tersebut 
terjadi dan dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan tempat 
(departemen) dimana biaya administrasi tersebut terjadi.
Hal
 ini menggambarkan bahwa jika perusahaan membagi kantor administrasi 
menjadi beberapa bagian, maka rencana tentang biaya administrasi dan 
masing-masing bagian tersebut juga harus diperinci dan dipisahkan secara
 jelas.
Termasuk dalam beban ini adalah :
1. Gaji pegawai bagian adminstrasi
2. Biaya tulis menulis
3. Penyusutan atau depresi bangunan kantor
4. Penyusutan atau depresi inventaris kantor
5. Biaya telefon
6. Biaya listrik
7. Gaji pimpinan perusahaan dan staf
8. Dan lain-lain
Biaya
 operasi ini sifatnya berubah-ubah sejalan dengan kegiatan perusahaan 
atau biasanya biaya operasi ini tergolong pada biaya variabel.
Ada beberapa bagian yang biasanya dipergunakan dalam kantor administrasi dan umum antara lain :
a) Bagian secretariat
b) Bagian keuangan
c) Bagian perlengkapan
d) Bagian personalia
e) Bagian perhubungan
Dalam
 penyusunan anggaran biaya administrasi ada beberapa faktor yang 
mempengaruhi penyusunan anggaran biaya administrasi antara lain :
a) Anggaran penjualan
b) Anggaran unit yang diproduksikan
c) Berbagai standar yang telah ditetapkan perusahaan
d) System pembayaran upah (gaji)
e) Metode depresiasi
f) Metode alokasi biaya
Adapun
 kegunaan anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya administrasi dan 
umum secara khusus yaitu berguna sebagai dasar untuk menyusun anggaran 
kas. Hal ini disebabkan karena sebagian dari biaya penjualan dan biaya 
administrasi dan umum tersebut memerlukan pengeluaran kas.
Contoh anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi dapat dilihat berikut ini :
Gambar 2.1. 
Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi
|     
Elite Accessories Inc. 
Anggaran Biaya Penjualan dan Administrasi 
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2003 
 |   
|     
Biaya Penjualan :  
Biaya gaji tenaga kerja……………………………………$ 715.000 
Biaya iklan………………………………………………… 360.000 
Biaya perjalanan…………………………………………… 115.000 
Total biaya penjualan………………………………………...$ 1.190.000 
Biaya Administrasi : 
Biaya gaji pejabat kantor…………………………………$ 360.000 
Biaya gaji pegawai kantor……………………………….. 258.000 
Biaya sewa kantor………………………………………… 34.000 
Biaya perlengkapan kantor……………………………….. 17.500 
Biaya administrasi rupa-rupa…………………………….. 25.000 
Total biaya administrasi…………………………………….. 695.000  
Total biaya penjualan dan administrasi………………………………..$ 1.885.000 
 |   
Sumber : Sinuraya, (2003 : 11)
2.3. Fungsi dan Tujuan Anggaran
Anggaran
 merupakan suatu sistem yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan
 perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya perencanaan 
penyusunan dan penerapan anggaran yang baik, maka pihak manajemen tidak 
akan dapat mengarahkan langkah perusahaan dengan efektif dan efesien.
Menurut Gunawan Adi Saputro dan Marwan Asri (2003 : 50): fungsi anggaran terbagi ke dalam :
a. Bidang perencanaan
b. Bidang koordinasi
c. Bidang pengawasan
Kutipan di atas dapat dijelaskan dalam hal berikut :
a. Bidang Perencanaan
1) Berdasarkan
 kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan 
penelitian-penelitian. Mungkin anggaran bermanfaat untuk membantu 
manajemen meneliti, mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan 
kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan 
kegiatan, manajer mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan 
terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana-rencana akan menguntungkan 
semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan 
kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas-fasilitas produksi, 
pembelian, pengiklanan, penjualan, sales promotion, pengembangan produk,
 eskpansi dan lain-lain.
2) Mengerahkan
 seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang 
paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk waktu panjang dan 
skedul yang teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan secara tepat
 tenaga-tenaga kepala bagian salesmen, kepala cabang dan semua tenaga 
operasional.
3) Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
4) Menentukan
 tujuan-tujuan perusahaan. Manajemen yang dapat menentukan tujuannya 
secara jelas dan logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan 
berhasil. Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran 
dapat membantu manajemen dalam memilih mana tujuan yang dapat 
dilaksanakan dan mana yang tidak. 
5) Membantu
 menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. Seorang majikan yang baik 
tidak akan pernah mengabaikan atau mempedulikan kesejahteraan 
pegawainya. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang baik akan 
mengakibatkan dapat dihindarikannya kelebihan dan kekurangan tenaga 
kerja. Tanpa rencana tentang kebutuhan tenaga kerja, mengakibatkan 
terpaksa diberhentikannya sebagai buruh yang berlebihan. Bila terus 
menerus berlangsung hal ini akan mengakibatkan tidak stabilnya tingkat employment dan meningkatnya biaya pengelolaan tenaga kerja.
6) Mengakibatkan
 pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. Dengan disusun 
perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul 
karena kapasitas yang berlebihan. Pemakaian alat-alat fisk yang efektif 
dan ekonomis akan membantu tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang
 maksimum.
b. Dalam Bidang Koordinasi
1) Membantu
 mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. Dalam beberapa 
situasi mungkin faktor hubungan manusia dengan perusahaan ini adalah 
yang terpenting. Seringkali terjadi kasus di mana manajer tidak tahu apa
 yang akan dilakukannya di tahun-tahun mendatang. Akibatnya 
kadang-kadang manajer prustasi dan merasa makin lama semakin tidak mampu
 mengatasinya. Penyusunan rencana yang terperinci (berupa anggaran) 
membantu manajer mengatasi masalah itu, sehingga ia kembali merasa 
adanya hubungan antara kemampuannya dengan perusahaan yang dipimpinnya.
2) Menghubungkan
 aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. Dalam 
penelitian-penelitian yang telah dilakukan tampak bahwa trend keuntungan
 yang didapat oleh perusahaan tergantung juga kepada keadaan dunia usaha
 pada umumnya. Karena dengan disusunnya anggaran, dapat dinilai apakah 
rencana tersebut sesuai dengan keadaan dunia usaha yang akan dicapai.
3) Menempatkan
 penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti 
seimbang dengan program-program perusahaan. Sebelum membelanjakan 
uangnya, perusahaan harus mempelajari terlebih dahulu saluran-saluran 
mana yang menguntungkan atau yang paling sesuai dengan program 
perusahaan. Sebagian dana digunakan untuk peralatan dan persediaan 
barang, sedangkan bagian yang lain dipergunakan untuk promosi dan biaya 
penjualan lain. Kedua bagian tersebut harus seimbang, tanpa perencanaan 
yang baik mungkin saja terjadi persediaan barang terlalu jauh di atas 
kemampuan penjualan atau produksi.
4) Untuk
 mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. Setelah rencana yang 
baik disusun dan kemudian dijalankan, kelemahan-kelemahan dapat dilihat 
untuk kemudian diperbaiki.
b. Dalam Bidang Pengawasan
1) Untuk
 mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. Di muka telah 
dikatakan bahwa tujuan utama perencanaan adalah memilih kegiatan yang 
paling menguntungkan. Kegiatan tersebut tidak hanya direncanakan saja, 
tetapi di dalam pelaksanaannya harus diadakan pengawasan agar 
betul-betul seperti yang direncanakan. Beberapa kegiatan dan pengeluaran
 sangat perlu diawasi.
Umpamanya :
- Kegiatan promosi penjualan, kadang-kadang mengeluarkan terlalu banyak biaya tanpa menghasilkan kenaikan penjualan yang sepadan.
- Kegiatan produksi yang terlalu jauh menyimpang dari rencana sehingga harga pokok per unit produk demikian tinggi.
2) Untuk
 pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah 
tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran. Kontrol terhadap 
pelaksanaan diharapkan dapat mengurangi pemborosan-pemborosan.
Beberapa tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2004:15) adalah sebagai berikut :
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan,
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
Penggunaan
 anggaran juga memberikan beberapa manfaat atau keunggulan pada 
organisasi pemakaiannya, seperti yang dikemukakan oleh Nafarin (2004 : 15) sebagai berikut :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber dana seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.
Disamping memiliki manfaat atau keunggulan-keunggulan tersebut di atas, Nafarin (2004 : 16) juga menjelaskan bahwa anggaran juga memiliki keterbatasan-keterbatasan atau kelemahan yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
2. Menyusun
 anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak 
sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara 
lengkap (komprehensif) dan akurat.
3. Bagi
 pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat 
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak 
akan efektif.
2.4. Prosedur Penyusunan Anggaran
Penyusunan
 anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses manajemen. Dari 
segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, 
prosedur untuk merakit data dan format anggaran. Dan dari segi 
manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap 
manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. 
Penyusunan
 anggaran dilakukan melalui penaksiran-penaksiran yang akurat, 
diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan 
factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun
 faktor-faktor tersebut menurut Munandar (2003 : 11) secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, ialah :
1) Faktor-faktor
 intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di dalam 
perusahaan sendiri. Factor-faktor tersebut adalah : 
a) Penjualan tahun-tahun yang lalu
b) Kebijakan
 perusahaan yang berhubungan dengan masalah dengan harga jual, syarat 
pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan 
sebaginya.
c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif).
e) Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.
2) Faktor-faktor
 ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar 
perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain :
a) Keadaan persaingan
b) Tingkat pertumbuhan penduduk
c) Tingkat penghasilan penduduk
d) Tingkat kemandirian penduduk
e) Tingkat penyebaran penduduk
f) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat
g) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, social, budaya maupun keamanan.
h) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebaginya.
Menurut Harahap (2003: 83) : “Ditinjau dari pembuatannya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara Otoriter atau top dan down, Demokrasi atau bottom up, Campuran atau top down dan bottom up”.
Dalam metode otoriter atau top down, anggaran
 disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan 
bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Sedangkan dalam 
metode demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan 
hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai bawahan sampai 
keatasan. Bawahan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya 
dimasa yang akan datang.
Dalam metode campuran atau top down dan bottom up
 anggaran disusun dengan dimulai dari atas dan kemudian untuk 
selanjutnya oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau 
pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan.
Dalam
 mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur 
organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi pada garis 
besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapt didelegasikan 
kepada :
1) Bagian
 administrasi, bagi perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena 
kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan 
ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan anggaran dapat 
diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang 
bersangkutan. Dibagian administrasi inilah terkumpul semua data-data dan
 informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan di 
bidang pemasaran, kegiatan di bidang produksi, kegiatan di bidang 
pembelanjaan, maupun kegiatan di bidang personalia. Dengan bekal data 
dan informasi tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar 
perusahaan (ekstern), bagian administrasi diharapkan lebih mampu menyusun anggaran daripada bagian-bagian lain dalam perusahaan.
2) Panitia
 anggaran, bagi perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan karena 
kegiatan perusahaan yang cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang 
lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan 
tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara 
aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena itu tugas 
menyusun anggaran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua 
bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia anggaran . 
Tim penyusun anggaran ini biasanya diketuai oleh salah seorang pimpinan 
perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian
 produksi, bagian perbelanjaan serta bagian personalia. 
Sebelum
 disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, masih dimungkinkan pula 
untuk diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi 
perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran 
tersebut.
Setelah
 disyahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan anggaran 
tersebut telah menjadi anggaran yang defenitif, yang akan dijadikan 
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai 
alat pengawasan. Bilamana tugas penyusunan rancangan anggaran serta 
anggaran yang defenitif telah selesai, maka panitia anggaran tidak 
bubar, melainkan secara berkala masih perlu mengadakan 
pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan anggaran 
tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dan 
koordinasi, serta mengadakan revisi-revisi terhadap anggaran yang telah 
disusun bilamana memang dirasa perlu.
Menurut Mulyadi (2003: 502) dalam organisasi penyusunan anggaran terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran :
a. Komite anggaran
Terdiri dari :
a) Direktur utama, sebagai ketua merangkap anggota komite
b) Direktur pemasaran, sebagai anggota
c) Direktur produksi, sebagai anggota
d) Direktur keuangan dan administrasi, sebagai anggota
e) Manajer departemen keuangan, sebagai sekretaris komite
b. Departemen anggaran
Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2003 : 506) adalah sebagai berikut :
1) Komite
 anggaran penyusunan pedoman anggaran (anggaran guideline) yang berisi 
kebijakan pokok perusahaan dalam bidang pemasaran, produksi, sumber daya
 manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikemunikasikan kepada 
manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rangcangan anggaran 
biaya pusat pertanggung jawaban.
2) Penyusunan
 rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran berdasarkan 
kebijakan pokok perusahaan dan perkiraan penjualan jangka pendek.
3) Penyusunan
 rancangan aggaran biaya pusat pertanggung jawaban berdasarkan kebijakan
 pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para manajer 
pusat pertanggung jawaban.
4) Penyusuna rancangan aggaran persediaan produk jadi oleh departemen produksi.
5) Penyusunan
 rancangan anggaran harga pokok penjuyalan oleh departemen anggaran 
berdasarkan biaya produksi, rancangan anggaran persediaan produksi jadi 
dan rancangan anggaran penjualan.
6) Penyusunan
 anggaran laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan rancangan 
anggaran penjualan, rancangan anggaran harga pokok penjualan dan 
rancangan anggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran biaya 
administrasi dan umum.
7) Penyusunan rancangan anggaran modal berdasarkan perkiraan penjualan jangka panjang.
8) Penyusunan
 rancangan anggaran khas berdasarkan rancangan anggaran penjualan, 
rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban dan rancangan 
anggaran modal.
9) Penyusunan rancangan neraca yang diproyeksikan berdasarkan rancangan anggaran kas dan berbagai asumsi yang lain.
10) Penyusunan rancangan anggaran modal kerja.
11) Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban oleh komite anggaran.
12) Negoisasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban dengan komite anggaran.
13) Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggung jawaban oleh komite anggaran.
14) Penyesuaian
 rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai akibat dari 
hasil proses negoisasi antara para manajer pusat pertanggung jawaban 
dengan komite anggaran
15) Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan komisaris dan RUPS.
16) Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan RUPS.
17) Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan oleh RUPS.
2.5. Pengertian dan Elemen Biaya Operasional
1. Pengertian Biaya Operasional
Biaya
 dapat diartikan sebagai harga perolehan, harga pokok dan dapat pula 
diartikan sebagai semua pengorbanan mulai dari bahan baku sampai barang 
tersebut dijual. Pengertian cost ini akan kabur lagi apabila 
dibandingkan dengan expenses (beban), dimana kedua istilah ini sering 
digunakan secara rancu.
Menurut Nafarin (2004 : 105) “Beban usaha (operating expenses)
adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak terjadi di pabrik, selain harga pokok penjualan (cost of sales)”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2003 : 14):
“Biaya operasi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi siap untuk dijual”.
Dari pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam biaya adalah :
a. Biaya merupakan pengorbanan ekonomis.
b. Dapat diukur dalam satuan unit moneter.
c. Sifatnya yang telah terjadi maupun yang potensial akan terjadi.
Istilah biaya operasi sering pula disebut dengan biaya komersil, kadang-kadang disebut dengan biaya usaha.
Secara garis besar biaya komersil dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Biaya Pemasaran (Distribusi dan Penjualan), biaya ini meliputi biaya penjualan dan biaya pengiriman.
2. Biaya Administrasi (Umum dan Administrasi), meliputi biaya yang di keluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi.
2. Elemen-elemen Biaya Operasional
Pada
 bagian sebelumnya telah dikemukan bahwa biaya operasi tersebut dapat 
digolongkan ke dalam dua golongan besar, yaitu biaya administrasi. 
Selanjutnya akan dikemukakan beberapa jenis biaya yang termasuk dalam 
biaya operasi tersebut.
a. Biaya Penjualan meliputi :
1) Biaya gaji bagian penjualan
2) Biaya pemeliharaan peralatan bagian penjualan
3) Biaya penyusutan peralatan bagian penjualan
4) Biaya listrik bagian penjualan
5) Biaya penyusutan gedung bagian penjualan
6) Biaya telepon dan telegraf
7) Biaya asuransi
8) Biaya pajak
9) Biaya iklan
b. Biaya Umum dan Administrasi meliputi :
1) Gaji administrasi dan kantor
2) Biaya pemliharaan kantor
3) Biaya penyusutan kantor
4) Biaya telepon dan telegraf
5) Biaya pajak bumi dan bangunan
6) Biaya administrasi rupa-rupa
7) Piutang yang tak tertagih.
2.6. Peranan Anggaran Sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan Biaya Operasional
Anggaran
 akan membantu secara langsung fungsi utama manajemen. Anggaran bersifat
 wajar, dan memuat tujuan yang dapat dicapai, maka perencanaan harus 
didasarkan atas penelitian pemeriksaan dan riset yang hati-hati. 
Anggaran yang dianggarkan tidak selalu benar dan tidak selalu sama 
dengan realisasinya. Agar dapat efektif, perencanaan yang dilakukan oleh
 manajemen harus diikuti dengan pengawasan.
Anggaran
 berfungsi sebagai perencanaan yaitu dikatakan sebagai pedoman kerja dan
 memberikan arah serta sekaligus memberikan memberikan target-target 
yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan 
datang. Perencanaan anggaran juga berkaitan dengan penyusunan 
anggaran.adapun pengertian pengawasan menurut Tunggal (2003 : 30) “Pengawasan
 adalah kegiatan pokok dri manajemen agar segala pekerjaan dapat 
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan sesuai dengan ketentuan yang 
telah digariskan”.
Handoko (2003: 359) Mengatakan bahwa :
Pengawasan
 adalah proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan 
manajemen tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat 
kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan”. (berdaya guna) dan 
efektif (berhasil guna) secara maksimal.
Sedangkan menurut Kadarman dan Udayana (2003 : 159).
Pengawasan (control)
 merupakan usaha yang sistematis untuk menetapkan Kinerja Standar pada 
perencanaan, untuk merencang sistem umpan balik informasi untuk 
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
 menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan dan mengukur 
signifikan penyimpangan tersebut serta untuk mengambil tindakan 
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya 
perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
 tujuan perusahaan.
Dari
 definisi di atas dapat dikemukakan bahwa pengawasan merupakan proses 
umpan balik yang bertujuan agar setiap bagian orgnisasi berfungsi dengan
 efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dan dapat 
dilakukan penyempurnaan tujuan, rencana dan pelaksanaan. Menurut Mulyadi (2003 : 183) tujuan pengawasan atau pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Menjaga kekayaan orgnisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengawasan
 merupakan tindakan-tindakan perbaikan dalam pelaksanaan kerja agar 
supaya segala kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, 
petunjuk-petunjuk dari instruksi-instruksi, sehingga tujuan yang 
ditentukan dapat tercapai.
Pengawasan
 membutuhkan suatu alat pengukur untuk keseluruhan organisasi. Informasi
 yang diberi melalui anggaran biaya operasi ditujukan kepada pimpinan 
perusahaan dalam bentuk laporan perbandingan yang disusun sedemikian 
rupa.
Perbandingan antara hasil realisasi (actual)
 dengan rencana dan sasaran anggaran dianggap merupakan tahap pengawasan
 yang sangat penting. Pada setiap laporan realiasasi bulanan biasanya 
disajikan kedua hal tersebut, sehingga dapat menggambarkan terjadinya 
penyimpangan-penyimpangan biaya operasional, serta mencegah atau 
membatasi pemborosan juga biaya dapat ditekan sesuai dengan yang 
direncanakan dan mengatasi penyelewengan. 
Dengan
 membandingkan anggaran itu dengan actual maka dapat dilihat seberapa 
jauh yang telah direncanakan tersebut menyimpang. Jika banyak 
penyimpangan maka hendaknya diarahkan agar kegiatan selanjutnya tidak 
menyimpang dan dicari letak atau penyebab penyimpangannya. Hal ini 
sesuai dengan yang dikatakan oleh Harahap (2003:14) “Untuk mengetahui penyimpangan dari rencana maka harus dilakukan perbandingan antara realisasi dengan anggaran ”.
Dalam
 rangka untuk tindakan perbaikan pada masa yang akan datang penyimpangan
 tersebut perlu dianalisa sehingga dapat ditetapkan apa yang menyebabkan
 terjadinya penyipangan tersebut. Dengan diketahui penyebabnya maka akan
 dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki. Penyipangan itu 
sendiri ada yang menguntungkan perusahaan dan ada pula yang merugikan 
perusahaan. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2003: 225) “Dalam hal biaya, maka jika biaya realisasi lebih besar dari pada anggaran dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari anggaran maka dianggap menguntungkan (favorable)”.
Dalam penerapan anggaran yang efektif maka kedua jenis penyimpangan tersebut akan dianalisis. Favorable dianalisis untuk dicontoh sedangkan unfavorable dianalisis untuk menghidarinya dimasa yang akan datang dan sekaligus dimanfaatkan untuk menilai siapa yang akan diberikan reward atau yang tidak diberikan atau ditindak.
2.7. Analisis Penyimpangan
Dalam mekanisme penerapan anggaran maupun dalam konsep Manajemet By Objektive (MBO)
 maka salah satu teknis yang selalu diterapkan adalah analisis variance 
atau analisis penyimpangan. Analisis ini dilakukan dengan cara 
memperbandingkan antara anggaran dan realiasi. Perbedaan antara angka 
anggaran dengan realisasi ini disebut penyimpangan atau variance. 
Menurut Munandar (2003 : 20) menyatakan bahwa :
Laporan anggaran (Anggaran Report),
 yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan anggaran, yang dilengkapi 
dengan berbagai analisa perbandingan antara anggaran dengan realisasinya
 itu, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, 
baik penyimpangan yang bersifat negatif (merugikan). Dapat diketahui 
sebab-sebab terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sehingga dapat ditarik
 beberapa kesimpulan dan beberapa tindakan lanjut (follow up) yang segera perlu dilakukan.
Sebelum membicarakan penyimpangan biaya, perlu diketahui bterlebih dahulu mengenai biaya standar. Mulyadi (2003 : 415)
 menyatakan : “Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang 
merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu 
satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi 
kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu”. 
Mulyadi (2003 : 424) mengemukakan : 
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance).
 Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari 
analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan
 untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. 
Namun
 sebagaimana yang namanya taksiran, maka tidak selalu anggaran itu 
benar, dan tidak juga selalu sama dengan realisasi. Sehingga 
penyimpangan ini jangan terus dianggap sebagai suatru kesalahan. Menurut Harahap (2003 : 223), penyimpangan bisa juga disebabkan oleh : 
a. Kesalahan anggaran 
b. Kesalahan akuntansi
c. Klasifikasi atau pencatatan
d. Kesalahan operasi
Penyimpangan
 ini harus dianalisis penyebabnya. Biasanya perusahaan harus menetapkan 
ukuran mana yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu 
dilakukan investigasi. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya.
 Jika biaya investigasi atau penyimpangan ini lebih besar dari pada 
taksiran yang dihemat maka biasanya tidak perlu dilakukan investigasi, 
sebaliknya jika yang dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi 
maka harus dilaksanakan investigasi penyebab penyimpangan. Kecuali dalam
 hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi beresiko besar maka
 kendatipun ukurannya kecil namun harus menjadi bahan investigasi. 
Kegunaannya bukan untuk melihat penyimpangan itu tapi melihat 
kemungkinan pelajaran yanga dapat diambil untuk menjadi bahan dalam 
operasi mendatang. 
Menurut Harahap (2003 : 224) penyimpangan anggaran biaya terdiri atas:
a. Penyimpangan dalam hal biaya langsung, dibagi :
1) Penyimpangan harga beli
2) Penyimpangan Kuantitas pembelian
b. Penyimpangan dalam hal biaya upah langsung, dibagi :
1) Penyimpangan tingkat upah
2) Penyimpangan tidak efisiensi upah
c. Penyimpangan dalam hal biaya overhead, dibagi :
1) Penyimpangan pemakaian
2) Penyimpangan kapasitas
3) Penyimpangan efisiensi
Tabel 2.2
CONTOH FORMAT LAPORAN ANALISIS VARIANCE 
|     
No 
 |        
Keterangan 
 |        
Anggaran  
 |        
Realisasi 
 |        
Variance 
 |        
Keterangan 
 |   
Sumber : Harahap (2003: 225)
Dalam
 format ini tercantum pos-pos yang menjadi bahan analisis, jumlah 
anggaran , dan realisasi yang datanya diperoleh dari sistem akuntansi. 
Perbedaan antara anggaran dan realisasi (aktual/kenyataan) disebut variance atau penyimpangan. Dalam hal biaya, atau cost jika realisasi lebih besar dari pada anggaran maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari anggaran maka dianggap menguntungkan (favorable).
Contoh analisis penyimpangan :
Dibawah ini analisis penyimpangan biaya pada PT. Melly Fadhiah tahun 1995. data perkiraan anggaran, realisasi, variance, favorable dan unfavorableadalah sebagai berikut :
Tabel 2.3 
PT. Melly Fadhilah
Analisis Variance Biaya Produksi
|     
No. Perkiraan 
 |        
Anggaran  
 |        
Realisasi 
 |        
Variance  
 |        
Keterangan  
 |   
|     
Bahan Mentah Dipakai  
 |        
500.000 
 |        
475.000 
 |        
25.000 
 |        
Favorable  
 |   
|     
Upah Langsung 
 |        
900.000 
 |        
935.000 
 |        
(35.000) 
 |        
Unfavorable  
 |   
|     
Biaya Overhead :  
Bahan tidak langsung 
Upah tidak langsung 
Suku cadang 
Biaya asuransi 
Air, telepon, listrik 
Biaya penyusutan 
Pajak pabrik 
Biaya kantor 
Biaya pengangkutan 
Biaya umum 
Biaya lain-lain 
 |        
75.000 
60.000 
40.000 
10.000 
25.000 
60.000 
30.000 
40.000 
25.000 
20.000 
65.000 
 |        
70.000 
62.500 
35.000 
8.000 
27.500 
64.000 
28.000 
39.000 
36.000 
25.000 
70.000 
 |        
5.000 
(2.500) 
5.000 
2.000 
(2.500) 
(4.000) 
2.000 
1.000 
(11.000) 
(5.000) 
(5.000) 
 |        
Favorable 
Unfavorable 
Favorable 
Favorable 
Unfavorable 
Unfavorable 
Favorable 
Favorable 
Unfavorable 
Unfavorable 
Unfavorable 
 |   
|     
Total biaya overhead 
Total biaya overhead 
 |        
450.000 
1.850.000 
 |        
465.000 
1.875.000 
 |        
(15.000) 
(25.000) 
 |        
Unfavorable 
Unfavorable 
 |   
Sumber : Harahap (2003 : 226)
Dari
 analisisi ini dapat kita lihat dari segi total biaya produksi maupun 
dari kelompok atau satu jenis perkiraan saja. Dari segi total biaya 
produksi PT ini mengalami keadaan yang tidak menguntungkan sebesar Rp. 
25.000, karena realisasi biaya lebih besar daripada yang dianggaran kan 
yang itu anggaran Rp. 1.850.000,- sedangkan realisasi Rp. 1.875.000,-. 
Penyimpangan sebesar Rp. 25.000,- dapat diketahui sumbernya dengan 
melihat rincian perkiraan yang termasuk dalam pos biaya produksi itu. 
Dari tabel analisis itu dapat kita lihat bahwa yang menimbulkan 
penyimpangan yang tidak menguntungkan adalah :
Upah Langsung Rp. 35.000
Biaya Overhead Rp. 15.000
Total Unfavorable Rp. 50.000
Yang favorable :
Bahan mentah Rp. 25.000
Untuk
 mengetahui masing-masing penyebab penyimpangan ini dapat dianalisis ke 
masing-masing pos atau perkiraaan sekaligus dapat diketahui siapa 
penanggungjawabnya.
Misalnya
 kalau kita lihat biaya overhead maka kita dapat menghitung bahwa 
penyimpangan adalah Rp. 15.000, yang berasal dari berbagai pos sebagai 
berikut :
Dari yang menguntungkan (favorable) adalah :
Bahan tidak langsung Rp. 5.000
Suku cadang 5.000
Biaya asuransi 2.000
Pajak pabrik 2.000
Biaya kantor 1.000
Total favorable Rp. 15.000
Sedangkan unsur yang tidak menguntungkan adalah :
Budgeting Peranggaran Perencanaan
Upah tidak langsung Rp. 2.500
Air, telepon, listrik 2.500 
Biaya penyusutan 4.000
Biaya pengangkutan 11.000
Biaya umum 5.000
Biaya lain-lain Rp. 30.000
Dari perbandingan antara favorable dan unfavorable pada biaya overhead diketahui bahwa lebih besar unfavorable sebesar Rp. 30.000 dikurangi favorable Rp. 15.000 menjadi Rp. 5.000 (unfavorable).
Dalam penerapan anggaran yang efektif maka kedua jenis penyimpangan ini akan dianalisis. Yang favorable dianalisis untuk dicontoh sedangkan unfavorable dianalisis untuk menghindarinya dimasa yang akan datang dan sekaligus dimanfaatkan untuk menilai siapa yang akan diberikan reward atau yang tidak diberikan atau ditindak.
Untuk mengetahui lebih pasti maka setiap pos biaya ataupun penghasilan dapat ditelusuri sampai ke akarnya. Dan jika diterapkan responsibility accounting system
 maka dengan mudah hal ini dapat diketahui dengan mudah dan cepat. 
Sebagai contoh kita analisis khusus biaya upah langsung sebagaiman dapat
 dilihat dalam table di atas. Total anggaran biaya upah langsung adalah 
Rp. 900.000,- sedangkan realisasi adalah Rp. 935.000,- berarti ada 
penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) sebesar Rp. 35.000,- karena realisasi biaya lebih besar dari anggaran nya.
Setelah melihat pos maupun departemen yang mengeluarkan biaya upah langsung ini adalah persiapan, processing, dan finishing.
 Ternyata jika dianggap semua dalam keadaan normal maka departemen yang 
mampu memberikan penyimpangan yang menguntungkan hanya departemen 
processing yaitu sebesar Rp. 25.000,- Departemen lainnya menimbulkan variance yang tidak menguntungkan sebesar Rp. 60.000,- sehingga net unfavorable adalah Rp. 35.000,-. Tanpa melihat faktor lain yang mungkin mempengaruhi penyimpangan ini misalnya sesuatu yang dianggap uncontrollable atau externalities oleh cost centernya (departemen) maka layaklah departemen processing mendapat reward.
Dari
 contoh berikutnya kita lihat berdasarkan jenis biaya bukan dari 
departemen. Misalnya kita ambil contoh biaya kantor. Biaya kantor 
ternyata favorable sebesar Rp. 1.000,-. Penyimpangan ini berasal dari penyimpangan yang menuntungkan :
Konsumsi Rp. 500
Alat kantor Rp. 2.500
Total favorable Rp. 3.000
Penyimpangan yang tidak menguntungkan adalah :
Perbandingan antara yang favorable dan unfavorable menjadi net penyimpangan favorable
 sebesar Rp. 1.000,-. Dari informasi ini dapat kita simpulkan bahwa 
biaya kertas dan fotokopi perlu mendapat ekstra perhatian agar 
penyimpangan ini tidak terjadi lagi.
Menurut Harahap (2003 : 226), analisis variance ini dilakukan dengan maksud untuk :
a. Mengetahui prestasi pusat pertanggungjawaban
b. Untukmengetahui siapa yang akan diberikan penghargaan dan sanksi
c. Sebagai
 bahan pengalaman untuk perbaikan operasi selanjutnya. Siapa yang akan 
dicontoh dan siapa yang tidak perlu dibantu mengatasi unfovarable.
d. Untuk melihat pos-pos biaya yang perlu mendapat lampu kuning.
e. Menjadi “early warning system” atas manajemen biaya dan hasil
f. Sebagai bahan dalam kemungkinan revisi anggaran 
Analisis
 untuk pos-pos lainnya bisa dilakukan dengan metode tersebut sesuai 
dengan jenis pos dan pusat pertanggung jawaban, bagiannya baik cost center, revenue center, profit center, dan invesment center.
 Semakin mendetail dan akurat semakin baik. Dan perlu diingat bahwa 
obyektivitas dan ketelitian perlu diterapkan karena hal ini menyangkut 
prestasi dan penilaian seseorang yang dapat berdampak pada nasib orang 
dan akhir-akhirnya ke perilakunya. Sehingga bisa menimbulkan motivasi, 
demotivasi konstruksi atau destruktif.
2.8. Kerangka Konseptual
Perencanaan
 meliputi penyelidikan terhadap bidang-bidang seperti keadaan perusahaan
 yang sesungguhnya, kebijakan utamanya, dan penentuan waktu dalam 
cakupan luas serta faktor-faktor lain yang ada kaitannya dengan rencana 
jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan yang efektif didasarkan 
pada analisis seperti itu membutuhkan pemikiran reflektif, imajinasi dan
 pandangan kemasa depan dalam membuat keputusan rasional. 
Pengawasan
 merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan untuk 
memastikan apakah pelaksanaan telah berjalan sesuai dengan yang telah 
direncanakan. Tujuan pengawasan adalah agar proses pelaksanaannya 
dilakukan sesuai dengan ketentuan dan perencanaan serta melakukan 
tindakan perbaikan jika ada penyimpangan dan menganalisa sebab-sebab 
terjadinya penyimpangan tersebut.
Perusahaan
 menggunakan anggaran sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuannya 
yaitu laba. Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
 yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan 
moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan 
datang. Anggaran juga akan berjalan dengan efektif apabila anggaran 
sebagai alat perencanaan, pedoman kerja koordinasi dan pengawasan dapat 
berjalan dengan baik, terutama dalam hal pengawasan karena dengan 
diadakannya pengawasan maka semua kegiatan akan terkendali sehingga 
tujuan perusahaan akan tercapai.
Salah
 satu anggaran yang disusun untuk tujuan perusahaan adalah membuat 
anggaran biaya operasional perusahaan yang dilakukan oleh pihak 
manajemen. Dengan adanya anggaran biasanya operasional diharapkan dapat 
digunakan sebagai alat pengawasan biaya, sehingga laba maksimal dapat 
tercapai. Jadi peranan anggaran itu sangat penting bagi perencanaan dan 
pengawasan biaya operasional, yakni sebagai alat ukur bagi pelaksanaan 
dari rencana yang telah disusun agar dapat dicegah adanya pemborosan, 
kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan 
dengan cara membandingkan hasil yang sebenarnya dengan yang dianggarkan.
 Analisa terhadap penyimpangan tersebut membantu untuk mengatahui 
sebab-sebabnya dan menjadi dasar untuk melakukan tindakan perbaikan yang
 perlu.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Jadwal Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan pada PT Start Cosmos
2. Objek Penelitian adalah perencanaan adalah pengawasan biaya operasional pada PT Start Cosmos
3. Waktu Penelitiannya dilaksanakan selama bulan September 2008 di dalam internet.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 
|     
No. 
 |        
Kegiatan Penelitian 
 |        
Bulan 
 |        
Keterangan 
 |   |||||||||||||||
|     
Juni 
 |        
Juli 
 |        
Agustus 
 |        
September 
 |    |||||||||||||||
|     
1 
 |        
2 
 |        
3 
 |        
4 
 |        
1 
 |        
2 
 |        
3 
 |        
4 
 |        
1 
 |        
2 
 |        
3 
 |        
4 
 |        
1 
 |        
2 
 |        
3 
 |        
4 
 |   |||
|     
1 
 |        
Penelitian pendahuluan  
 |        
1 Minggu 
 |   ||||||||||||||||
|     
2 
 |        
Pengumpulan data  
 |        
3 Minggu 
 |   ||||||||||||||||
|     
3 
 |        
Pengolahan data 
 |        
5 Minggu 
 |   ||||||||||||||||
|     
4 
 |        
Penulisan proposal  
 |        
3 Minggu 
 |   ||||||||||||||||
|     
5 
 |        
Pengajuan proposal  
 |        
4 Minggu 
 |   ||||||||||||||||
Sumber : Penulis, (2008)
3.2. Jenis Dan Sumber Data
1. Data Primer
Menurut Umar (2007 : 42) :”Data
 primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama baik dari 
individu maupun perseorangan seperti hasil dari wawancara atau pengisian
 kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”.Data primer dalam 
penelitian ini didapat dari hasil wawancara kepada kepala bagian 
keuangan perusahaan. 
2. Data Sekunder
Menurut Umar (2007 : 42) :”Data
 sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan 
dijadikan baik oleh pihak pengumpul maupun oleh pihak lain”.data 
sekunder dalam penelitian ini berupa anggaran dan realisasi biaya.
3.3. MetodePengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitiannya adalah:
1. Pengamatan
 langsung (observasi), yaitu teknik pengumpulan data secara langsung ke 
perusahaan untuk memperoleh gambaran objek yang diteliti.
2. Wawancara,
 yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan lisan 
kepada subjek penelitian, seperti pimpinan perusahaan atau staf yang 
berwenang lainnya yang dapat memberikan data atau informasi yang 
berhubungan dengan materi pembahasan.
3. Dokumentasi, yaitu meminta dokomen-dokumen yang berkaitan dengan penulisan skripsi pada PT Start Cosmos.
3.4. Metode Analisis Data
Di
 dalam menganalisa perhitungan anggaran sebagai alat perencanaan dan 
pengawasan biaya operasi menggunakan perhitungan Statistik Deskriptif.
Menurut Sugiyono (2003 : 142) : 
Metode
 Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganlisa data dengan
 mendeskriptifkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa 
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Penelitian
 Deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggunakan tahap 
pengumpulan data, pengklasifikasian data, pengolahan data dan 
inverpretasi dan kedalam suatu kesimpulan yang bersifat apa adanya yaitu
 tentang :
1. Perencanaan data
2. Penguasaan data
3. Operasional pada PT Start CosmosSumber : http://wayansumerta.blogspot.co.id/2012/01/makalah-administrasi-perkantoran.html

Post a Comment for "Contoh Makalah administrasi perkantoran"